Merujuk pada kisah nyata ini: https://www.facebook.com/mehong/posts/777900772290528?fref=nf
BPJS masih jadi DILEMA masyarakat dan dokter. Disatu sisi masyarakat bayar 22rb-60rb per bulan (bukan jumlah yg sedikit bagi yg pas2an) tapi akhirnya mendapat pelayanan seperti cerita diatas. Dan disisi lain para dokter (dan RS) diharuskan melakukan tindakan medis dengan dana (pas2an, impas, bahkan bisa nombok jika berinisiatif menggunakan obat-obatan mahal demi menyelamatkan nyawa pasien) yang sudah dianggarkan oleh pemerintah, sehingga akhirnya dokter menjadi muak penghasilan mereka berkurang jauh.
Dokter hanyalah manusia biasa, ketika sedang emosi dan dihadapkan dengan pasien BPJS, terkadang mereka bisa emosi lupa diri. Setiap dokter pasti punya moral dan nurani yang bagus, tapi lama-lama bisa muntah darah terus kalo 50% (bahkan lebih) pasien yg ditanganinya adalah impas. Kuliah mahal-mahal tapi pendapatan pas-pasan.
Sepertinya profesi dokter sudah tidak menjanjikan jika kebijakan pemerintah terus merugikan mereka seperti ini. Enakan jadi dukun, yg datang bawa sesajen sama uang syarat, ga ada yg sodorin kartu BPJS. Hihihi...