Lihat ke Halaman Asli

Sekjend PBNU Helmy Faishal Zaini Mengajak Pesantren di Lombok Lebih Kreatif

Diperbarui: 22 Februari 2018   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Lombok Tengah - Pengelola lembaga pendidikan Pondok Pesantren tak cukup hanya cerdas, tetapi juga harus kreatif. Kreatifitas dalam mengelola pesantren diperlukan supaya pesantren-pesantren bisa terus berinovasi menyesuaikan diri di Zaman Milenial.

Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. H. A. Helmy Faishal Zaini (HFZ) pada saat meresmikan Rumah Aspirasi dan Berugak Baca Helmy Faishal Zaini Di Pondok Pesantren Sirajul Huda Paok Dandak, Desa Durian, Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah, Rabu, (21/2) Kemarin.

HFZ mengungkapkan, ada banyak pesantren kreatif di Indonesia yang bisa ditiru. Ada yang kreatif dibidang ekonomi, sosial kemasyarakatan, kesehatan dan juga kreatif di bidang dakwah.

Helmy menyebut salah satu contoh pesantren yang patut ditiru adalah Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan Jawa Timur. Pesantren ini menurutnya, berhasil mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah melalui pendirian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Melalui BMT, Sidogiri berhasil memerankan diri tidak hanya sebagai pesantren tempat belajar agama ribuan santri, tapi juga sukses memberdayakan dan mendorong kemandirian pesantrennya, kemandirian santri, alumni dan masyarakat luas di Jawa Timur.

"Sidogiri ini luar biasa, mengawali BMT dengan modal hanya 50 juta, sekarang memiliki ratusan cabang dan omsetnya mencapai 3.5 Triliun" Tuturnya.

Menurutnya, hal ini bisa dilakukan Sidogiri karena pesantren ini menggunakan daya kreatifnya sehingga inovasi-inovasi bisa terus dilakukan.

Selain Sidogir, HFZ juga mencontohkan pesantren di Cicalengka Jawa Barat yang melakukan pemberdayaan dengan cara mengajak masyakat menanam satu jenis tanaman khusus di halaman rumahnya.

"Kalo disini, pesantren mengambil peran pemodal sekaligus pengepul, masyarakat diajak bertanam, lalu hasilnya dijual ke pesantren" Tuturnya

HFZ bersyukur, di Lombok Nusa Tenggara Barat ini, ada pesantren seperti Sirajul Huda yang memulai hal hal kreatif seperti itu. Dipesantren ini ia juga menyaksikan kreatifitas-kreatifitas yang serupa. Mengembangkan Agribisnis dan Multimedia, kemudian diajarkan pada santri-santrinua.

"Kita bersyukur, Sirajul Huda menambah daftar pesantren-pesantren kreatif di Indonesia, maka saya berharap, pesantren ini bisa lebih banyak lagi memberdayakan masyarakat terutama di sektor ekonomi dimasa-masa mendatang" Tandas Helmy.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline