Lihat ke Halaman Asli

YEREMIAS JENA

TERVERIFIKASI

ut est scribere

Para Perazia Buku Itu Anti-Peradaban

Diperbarui: 6 Agustus 2019   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelompok orang melakukan Razia buku di TB Gramedia Makassa. Sumber: makassar.terkini.id

SABTU, 3 Agustus 2019, berita menghebohkan jagat maya datang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sekelompok anak muda menyebut diri sebagai Brigade Muslim Indonesia, merazia dan merampas sejumlah buku yang mereka klaim sebagai buku kiri berpaham komunis. Tidak main-main.

Razia buku di Gramedia Makassar yang berlokasi di Trans Mall. Dilihat dari tempatnya, menunjukkan kepada kita, bahwa kawasan itu sungguh sangat ramai. Dan razia buku tetap saja berlangsung.

Sebagaimana dapat kita saksikan dalam video yang diunggah oleh kelompok ini dan berbagai kecaman terhadap mereka, alasan razia buku adalah karena buku-buku berpaham komunis telah dilarang.

Sedang melakukan pancarian buku-buku berpaham radikal yang sebenarnya telah dilarang Undang-Undang," kata salahseorang pelaku.

Lanjutnya lagi, "Alhamdulillah kami bekerjasama dengan pihak Gramedia untuk menarik buku ini dan mengembalikan ke percetakannya. Kita sepakat bahwa Makassar harus bebas dari paham Marxisme dan Leninisme."

Tampak jelas, beberapa buku-buku yang mereka razia itu adalah Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme dan Dalam Bayang-Bayang Lenin: Enam Pemikiran Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka karya Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, filsuf, guru besar emeritus, dan Rohaniawan Katolik penulis dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta.

Selain itu, buku Tokoh-tokoh Dunia yang Memengaruhi Pemikiran Bung Karno karya Sulaiman Effendi juga ikut dirazia.

Publik mengecam aksi sepihak itu sebagai tindakan bodoh dan melanggar hukum. Kalau pun perundang-undangan mengizinkan razia atas buku-buku yang dapat menggangu ketertiban umum, tindakan itu hanya dapat dilakukan oleh pihak berwenang, dan bahwa putusan pengadilanlah yang menentukan apakah sebuah buku mengganggu ketertiban umum atau tidak.

Jelas, selain belum ada keputusanpengadilan, publik juga belum menunjukkan reaksi, apakah buku-buku yang dijual di Gramedia itu melanggar ketertiban umum atau tidak.

Saya pribadi menyayangkan sikap dan reaksi pihak Toko Buku Gramedia yang terkesan tidak tegas. Sebagaimana dapat dibaca dari media, General Manager Corporate Communication Gramedia, Saiful Bahri sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan kelompok tersebut.

"Kami menyayangkan tindakan razia secara sepihak itu," demikian Saiful.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline