Lihat ke Halaman Asli

Jati Kumoro

nulis di podjok pawon

Menagih Peran Ulama Menuju Rekonsiliasi Usai Pilpres 2019

Diperbarui: 4 Mei 2019   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berbeda dengan pilpres-pilpres sebelumnya, pilpres 2019 kali ini benar-benar sebuah pesta demokrasi yang sangat memprihatinkan. Pilpres yang sangat menguras enegi, membangkitkan emosi hingga mengorbankan nyawa manusia.

Pesta demokrasi yang seharusnya terjadi dengan riang gembira malah menjadi mengerikan akhirnya. Hembusan kebohongan, hoax, caci maki hingga isu sentimen keagamaan terjadi begitu masifnya. Isu sentimen keagamaan yang dalam hal ini adalah Islam tampak kentara sekali dengan munculnya istilah-istilah seperti bela agama, jihad hingga diadakannya Ijtimak Ulama yang berjilid-jilid.

Persaudaraan, persahabatan  hingga persatuan bangsa ini kembali terpecah, terbelah karena adanya perbedaan pilihan politik yang berbeda. Mereka menjadi korban fanatisme buta yang tak jelas arah tujuannya.

Kini gelaran pilpres 2019 tinggal menunggu hasilnya. Apapun hasilnya, sebagai warga negara yang taat hukum dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, kita wajib berlapang dada menerimanya. 

Disinilah peran serta tanggung jawab ulama sebagai pewaris nabi dan pemandu umat dituntut untuk kembali menjadi pembimbing umat untuk menuju rekonsiliasi, memperbaiki dan merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain untuk merajut kembali hubungan antar sesama muslim, ulama juga dituntut untuk  menciptakan kembali kerukunan hubungan antar umat beragama, sehingga suasana yang damai dan sejuk kembali seperti semula, sebagaimana tujuan diadakannya rekonsililiasi paska pilpres 2019 ini.

Ulama sebagai pemandu harus memberikan teladan dan bisa menjadi contoh bagi umatnya. Ulama harus bisa menjadi contoh yang baik dalam kehidupan bernegara dan berbangsa serta bagaimana menjadi warga negara yang taat dan menghormati hukum yang berlaku.

Bersama dengan umat, ulama telah berjuang dan mengawal proses demokrasi melalui cara pemilu. Dan telah sepakat dengan mekanisme yang telah disetujui bersama. Kini hendaknya para ulama juga bisa memberi contoh mematuhi kesepakatan yang telah dibuat tentang bagaimana cara menyelesaikannya jika ada yang sesuatu yang perlu diselesaikan melalui mekanisme peraturan yang berlaku dan mengikat bersama.

Semoga para ulama segera bisa menjadi pemandu umat untuk mewujudkan kembali tali persaudaraan dan persatuan sesama anak bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera di hari-hari berikutnya.

Wassalam,

podjok pawon, Mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline