Sinergi orang tua dan guru dalam pelayanan anak merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan rohani anak-anak.
Anak-anak bukan hanya membutuhkan pengajaran Firman Tuhan di gereja, tetapi juga teladan yang nyata di rumah. Jika guru menabur Firman setiap Minggu, maka orang tua yang menyirami dan merawatnya setiap hari. Ketika keduanya berjalan beriringan, iman anak-anak akan bertumbuh kuat dan kokoh. Pertanyaannya, sudahkah kita sebagai orang tua dan guru bekerja sama membangun generasi yang mencintai Tuhan?”Pelayanan Generasi merupakan Kerinduan
Pelayanan Sekolah Minggu memiliki tujuan utama yang sangat penting: menolong anak-anak mengenal Kristus, mengalami kasih-Nya, dan bertumbuh secara rohani. Namun, sering terjadi salah kaprah di masyarakat bahwa Sekolah Minggu hanya merupakan tempat penitipan anak sementara orang tua beribadah di ruang utama.
Pandangan ini harus diluruskan. Sekolah Minggu bukanlah pengganti tanggung jawab orang tua; waktunya pun terbatas, hanya beberapa jam dalam satu minggu. Oleh karena itu, peran orang tua tetap menjadi faktor utama dalam pembinaan iman anak.
Alkitab dengan jelas menegaskan tanggung jawab orang tua. Ulangan 6:6-7 menekankan pentingnya mengajarkan Firman Tuhan kepada anak “berulang-ulang” dalam keseharian, baik saat duduk, berjalan, berbaring, maupun bangun.
Artinya, iman anak harus ditanamkan sejak rumah, melalui doa, teladan, percakapan, dan praktik nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak yang hanya dibimbing beberapa jam dalam minggu oleh guru sekolah minggu tanpa penguatan di rumah cenderung kesulitan menginternalisasi iman dan nilai rohani.
Orang tua harus sadar bahwa mereka adalah guru rohani pertama, sedangkan guru Sekolah Minggu hadir sebagai pendamping dan pelengkap.
Guru Sekolah Minggu memiliki peran yang tidak kalah vital. Mereka adalah ujung tombak dalam menyalurkan Firman, membimbing anak dalam doa, menyampaikan kisah Alkitab secara kreatif, dan menumbuhkan pengalaman rohani yang menyenangkan dan menyentuh hati.
Guru juga menjadi figur teladan yang dapat meneguhkan iman anak, khususnya bagi mereka yang mungkin kurang mendapat perhatian rohani di rumah. Guru yang diperlengkapi secara rohani dan profesional mampu menciptakan pengalaman belajar yang efektif, interaktif, dan relevan dengan kehidupan anak, sehingga iman yang ditanam di rumah dapat diperkaya, diperkuat, dan dihidupkan secara nyata.