Lihat ke Halaman Asli

Susilo B. Utomo

Penulis Lepas

Kualitas Tulisan

Diperbarui: 18 Juni 2021   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah tulisan saya berkualitas?

Kualitas, kata ini seringkali menjadi sandungan bagi saya saat menulis. Gagasan yang menurut saya sangat hebat, tiba-tiba mandeg tidak berhasil saya tulis, karena khawatir gagasan tersebut tidak memiliki kualitas yang memadai untuk dirangkai menjadi sebuah karya tulis.

Kali lain, sebuah gagasan yang telah berhasil saya tulis dengan susah payah, setelah berkali-kali berjuang untuk merevisinya, namun setelah tulisan selesai, kembali saya tersandung dengan kata kualitas lagi. Apakah tulisan tersebut memiliki kualitas sehingga layak mendapat apresiasi dari pembaca? Jangankan mendapat apresiasi, jangan-jangan layak dibaca pun tidak!

Bergumul dengan keraguan semacam ini, seringkali mematahkan semangat  dalam menulis. Motivasi yang tinggi dan semangat yang berkobar untuk menulis seringkali buyar dan padam terintimidasi oleh kekhawatiran menghasilkan karya tulis yang tidak berkualitas. Kerja keras untuk menggali ide serta gagasan serta upaya mewujudkannya menjadi sebuah karya tulis, tiba-tiba menjadi tidak ada artinya karena kekhawatiran terhadap kualitas tulisan kita.

Kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan?
Menulis lagi!
Ya, menulis lagi.

Jangan pernah membiarkan kata kualitas menghantui kita sehingga kita berhenti menulis. Kekhawatiran ini harus kita pandang sebagai cambuk pemicu semangat kita agar selalu terus menulis dan menghasilkan karya tulis.

Berkualitas atau tidak berkualitas, adalah apresiasi yang akan diberikan oleh para pembaca pada tulisan kita. Namun jika tidak ada karya tulis yang dapat kita hasilkan, mana mungkin pembaca dapat menyebutnya berkualitas? Kalau mau lebih esktrim lagi, mari sama-sama kita tanamkan dalam benak kita bahwa berkualitas atau tidaknya suatu karya tulis itu adalah urusan pembaca dan kritikus, tugas kita sebagai penulis adalah menulis, menulis dan menulis.

Dengan pemahaman dan semangat seperti ini, tentu tanpa mengabaikan kritik dan saran dari para pembaca dan kritikus, sehingga tanpa kita sadari maka kemampuan kita dalam menulis akan semakin bertambah sehingga kualitas karya tulis yang kita hasilkan pun akan semakin bertambah dengan sendirinya.

Semoga.

Bandung, 17 Juni 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline