Lihat ke Halaman Asli

HERRY SETIAWAN

Creative Coach

Tiongkok Lemas Sebelum Mekar

Diperbarui: 13 Mei 2021   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

news.cgtn.com

Sensus penduduk di Tiongkok baru saja keluar. Ada dua data yang menarik untuk disimak.

Pertama, tingkat kelahiran menunjukkan angka paling rendah dalam beberapa tahun terakhir. Kedua, jumlah penduduk usia tua meningkat.

Dari kedua data ini, kita melihat adanya kesamaan situasi Tiongkok saat ini dengan Jepang.

Jepangpun mengalami hal yang sama. Penduduk usia tuanya mendominasi dari struktur demografinya serta tingkat kelahiran yang sangat rendah.

Akibat struktur demografi yang seperti ini Jepang sudah bertahun-tahun mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dan bahkan ada tahun dimana hampir nol persen. Ini artinya ekonomi mereka stagnan.

Keadaan yang dialami oleh Jepang ini cepat atau lambat juga akan dialami oleh Tiongkok.

Kita dalam 3 tahun kedepan mungkin tidak akan lagi melihat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari Tiongkok, apalagi dengan adanya pandemi covid-19 ini yang menyadarkan negara-negara barat untuk mulai merelokasi produksi kebutuhan mereka dari Tiongkok.

Mereka tak bisa lagi hanya menggantungkan Tiongkok sebagai sumber utama dari rantai produksinya. Diversifikasi dibutuhkan - atau bahkan rencana Amerika untuk kembali membawa pabrik yang sudah keluar tadi kembali kebumi Amerika.

Mungkin harapan untuk melihat Tiongkok sebagai negara yang makmur dengan income perkapita diatas USD 70.000 hanyalah sebuah mimpi saja. 

Ini adalah waktunya kita di Indonesia mengambil peluang, karena secara demografi kita jauh lebih baik dari Tiongkok. Walaupun produktifitas masih kalah jauh. Semoga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline