Lihat ke Halaman Asli

James P Pardede

Freelancer

Ada Ketenangan Luar Biasa Saat Berada di Masjid Raya Sumatera Barat

Diperbarui: 4 Maret 2019   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mesjid Raya Sumatera Barat - Foto by James P Pardede

Berkesempatan menikmati wisata kota Padang dan Bukittinggi, Sumatera Barat adalah sebuah kesempatan yang tak bisa dilupakan. Beberapa objek wisata di kawasan ini sudah dinikmati dengan penuh semangat. Sebelum mengakhiri perjalanan wisata ke kota Padang, kami berkesempatan singgah dan melihat kemegahan Mesjid Raya Sumatera Barat.

Mengitari Kota Padang, menurut pemandu kami sudah banyak berubah pasca gempa yang meluluhlantakkan kota ini beberapa tahun lalu (tahun 2009). Beberapa hotel yang dulu hancur kini sudah dibangun kembali dengan arsitektur yang megah. Sama halnya dengan kantor Gubernur Sumatera Barat yang sudah berubah menjadi lebih representatif.

Kabag Humas Pemprov Sumbar Jasman saat bertemu di kantornya menyampaikan, kalau sudah sampai di Sumatera Barat singgahlah ke Masjid Raya. Pasca gempa beberapa waktu lalu, pembangunan masjid ini ternyata terinspirasi dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit, dan Rumah Gadang. Memperlihatkan integrasi sejarah Islam, konteks Padang dan tradisinya.

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Saat berada di Kompleks Masjid Raya Sumatera Barat cuaca sangat panas. Pembangunan masjid belum rampung keseluruhan.

Dengan luas area 40.343 meter persegi di perempatan Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan. Bangunan utama yakni masjid terdiri dari tiga lantai dengan denah seluas 4.430 meter persegi. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi.

Mesjid Raya Sumatera Barat - Foto by James P Pardede


Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat memakai rancangan yang dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan peserta, 71 desain masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar.

Kawasan komplek masjid terlihat dilengkapi pelataran parkir yang sangat luas, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan. Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Punya kesempatan menyaksikan keberadaan masjid ini, kita akan berdecak kagum dengan kemegahannya.

Walaupun saya bukan penganut Islam, akan tetapi saat berada di kawasan masjid ini saya merasakan sebuah ketenangan, sebuah keteduhan. Melihat teman-teman yang menjalankan ibadahnya, saya memperhatikan dari jarak jauh betapa mereka sangat bahagia bertemu dengan Sang Pencipta lewat doa-doanya.

Seraya menunggu teman-teman yang Muslim menjalankan ibadahnya, saya mengamati kemegahan gedung masjid yang sangat besar. Saya memandangnya dari jarak jauh dan memandangnya juga dari jarak dekat. Hati saya terasa sangat tenang dan di dalam hati saya juga berdoa dan menyampaikan rasa syukur saya bisa menginjakkan kaki di kota Padang, Sumatera Barat.

Menara Mesjid Raya Sumatera Barat - Foto by James P Pardede




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline