Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Trik Mengajarkan Kecerdikan, Kecerdasan, dan Kebijaksanaan pada Anak

Diperbarui: 14 September 2022   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak sedang belajar |Pexels.com/Eric Cheng

"Bekal terpenting yang harus kita berikan kepada anak-anak sebagai generasi yang akan melanjutkan pewarisan keturunan, bukanlah harta benda berlimpah, dan tahta yang kita perjuangkan dengan susah payah. Tapi, sikap dan perilaku yang baik dalam menjalani kehidupan". 

Kelak di masa kita tua nanti, jangan sampai menyesal kemudian. Lantaran sebagai orang tua, kita gagal dalam mengajarkan tiga sikap yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan seorang manusia. Anak-anak adalah peniru yang ulung, ia akan menyerap semua perilaku orang di sekelilingnya dengan cepat seperti spons.

Jika, kita memperlakukan anak-anak layaknya kita sebagai orang dewasa ingin diperlakukan. Umpama, saat anak berbuat kesalahan secara tidak sengaja, misal : menumpahkan air di gelas, menjatuhkan makanan, mengotori lantai, dan lain-lain. Kita bersikap tenang dalam merespon peristiwa yang sebenarnya akan membuat kita capek. Karena, harus bekerja ekstra untuk membersihkannya.

Sikap kita yang bijaksana, dengan mengatakan :

"Tidak apa-apa, kamu tenang saja! Ini bukan masalah besar kok, nanti kita bersihkan bersama-sama, ya."

Maka, hal itu akan diserap oleh jiwa, pikiran, dan memori anak kita. Hingga, suatu saat ketika tanpa sengaja kita sebagai orang tua juga melakukan kesalahan, umpama : menjatuhkan gelas atau makanan. Anak kita yang masih balita akan berkata, 

"Tidak apa-apa, Mama tenang saja! Ini bukan masalah besar kok, nanti adik bantu bersihkan, ya."

Betapa enak dan nyamannya perasaan kita, bila dalam kondisi genting. Anak kita yang notabene masih berusia sangat muda, telah mampu bersikap sebijak itu. Hal itu, bukan karena memang dia memiliki sikap baik tersebut sebagai bawaan. Tidak, sama sekali. Sikap itu didapatkan oleh anak sebagai peniruan atas sikap orang yang ada di sekelilingnya.

Jadi, jangan heran saat ada anak kecil yang berkata kasar, suka marah-marah, membentak-bentak, dan lain-lain. Itu semua bukanlah sifatnya dia, melainkan sifat dan sikap yang ia adopsi dan tiru dari orang-orang di sekelilingnya. Dalam hal ini, ibu dan ayah sebagai orang dewasa yang berinteraksi dengannya secara intens.

Tiga kompetensi sikap yang harus diajarkan kepada anak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline