Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Kresek, Sejarah Kelam Bertabur Cahaya

Diperbarui: 4 Juli 2021   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi

Kresek adalah nama sebuah desa di kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.  Awalnya, menyebut nama Kresek akan mengingatkan kenangan pahit tragedi berdarah yang terjadi di Madiun. 

Kresek adalah saksi bisu akan kebiadaban PKI.  Saksi pembantaian massal yang merenggut banyak korban dari berbagai kalangan. Tokoh masyarakat, polisi, guru anggota DPRD diabadikan namanya di monumen Kresek yang sekarang dijadikan wisata sejarah. 

Tak heran selama puluhan tahun Desa Kresek menjadi Desa yang dihindari dan terpencil. Kenangan mengerikan itu masih menorehkan luka. 

Monumen Kresek sudah dibangun sejak tahun 1987, dan diresmikan pada tanggal 10 juni 1991 oleh gubernur jatim saat itu, Soelarso. Tapi baru mulai ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun luar daerah, sekitar 5 tahun belakangan. 

Di balik kisah menyeramkan tentang Desa Kresek, daerah ini mempunyai potensi alam yang menjanjikan. Hamparan sawah yang luas, tanahnya yang subur, dengan hawa relatif sejuk membuat daerah ini perlahan menampakkan kecantikannya. 

Monumen Kresek mulai ditata dan dikelola menjadi tempat wisata yang ramah dan indah meski tetap menjadi wisata sejarah yang tak akan pernah terlupakan. 

Tempat-tempat kuliner mulai bermunculan. Dari kuliner kaki lima yang menarik seperti bakso, sate jamur, nasi pecel, sego tiwul, mulai menarik banyak wisatawan. 

Belut Rica, salah satu menu terenak di Lesehan pondok catur. Hanya 15.000/porsi (Koleksi pribadi)

Restoran yang sudah ada sejak lama, menyajikan menu yang relatif aman di kantong, dengan panorama alam yang masih asli. Pandangan lepas dimanjakan dengan hamparan sawah dan rimbun pepohon di kejauhan. Pondok caping gunung dengan viewnya yang indah, pondok catur dengan menunya yang menggoda, adalah 2 restoran bernuansa alam yang menjadi pelopor restoran lain yang mulai bertumbuh. 

Kini mulai berdiri restoran warung papringan yang menyajikan alternatif wisata kuliner yang relatif baru. Bahkan di sekitar jembatan Kresek kini juga berdiri restoran Tepi Sawah. 

Lebih jauh ke atas, juga telah dibuka wisata lembah Wilis. Wisata alam yang tetap memadukan konsep rumah makan dan suasana alam yang tentram dan damai, tapi relatif murah, dengan tiket masuk sebesar 7 ribu rupiah, dan bermacam menu yang disajikan sangat murah dibanding menu dan wisata sejenis di tempat lain. Banyak spot foto dan keindahan alam yang bisa dinikmati, baik indahnya persawahan maupun panorama lereng Wilis, bahkan panorama artifisial yang sengaja dibuat untuk menambah daya tarik tempat wisata ini. Di dalam tempat wisata tersedia kolam renang untuk anak-anak dengan tarif 10 ribu rupiah per anak segala umur. Ada juga yang gratis, berupa aliran air yang relatif sempit dengan arus deras yang mirip anak sungai, seperti di jatim park. Tapi mungkin diperlukan kehati-hatian ekstra jika anak-anak, adik, keponakan, atau cucu kita ingin berenang di sini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline