Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Sulitnya Memutus Kemiskinan Struktural Vs Janji Kampanye

Diperbarui: 7 November 2023   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dok. researchgate.net

Meskipun jadwal kampanye capres-cawapres secara resmi belum dimulai, tapi kenyataannya 3 pasang capres-cawapres yang sudah didaftarkan ke KPU, sudah sering menggalang massa.

Pada kegiatan menggalang massa tersebut, terserah apakah disebut kampanye atau bukan, para capres-cawapres mulai mengumbar janji atau memaparkan program kerjanya bila nanti terpilih.

Ya, bacapres bicara gagasan selalu menarik untuk disimak. Persoalan terbesar bangsa kita adalah masih cukup banyaknya jumlah warga miskin, meskipun secara persentase makin menurun.

Dalam janji kampanye, ada kesan semua capres sudah punya strategi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi semua penduduk Indonesia.

Tapi, janji itu bisa dinilai sebagai manis dibibir, mengingat dalam praktiknya sangat tidak gampang memutus jeratan kemiskinan bagi kalangan yang terperangkap dalam kemiskinan struktural.

Kemiskinan struktural secara sederhana dapat diartikan sebagai kondisi atau adanya struktur yang membuat sekelompok orang sulit sekali untuk keluar dari kemiskinan. 

Istilah lain yang senada adalah tentang poverty vicious circle (lingkaran setan kemiskinan), yang menjelaskan kondisi masyarakat miskin yang  seolah tidak berujung pangkal.

Maksudnya, semua unsur yang menyebabkan kemiskinan akan saling berhubungan, sehingga begitu sulit untuk memutus mata rantai lingkaran setan kemiskinan itu. 

Parahnya lagi, lingkaran setan ini juga diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Akhirnya, mereka seperti pasrah dan menerima takdir sebagai warga miskin.

Unsur-unsur yang saling berpengaruh dimaksud seperti terlihat pada gambar di atas, antara lain soal tingkat pendidikan yang rendah dan kesehatan yang rendah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline