Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Istilah "Merebut Suami Orang", Meninggikan atau Merendahkan Lelaki?

Diperbarui: 14 Maret 2021   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. islamidia.com

Sebetulnya saya tidak tertarik mengangkat kasus perselingkuhan artis Nisa Sabyan dengan Ayus, keyboardist Sabyan Gambus yang notabene sudah punya istri. 

Jujur, saya tidak tahu latar belakang permasahannya. Apa yang muncul di permukaan, belum tentu benar.

Tapi istilah "merebut suami orang" yang disematkan pada Nisa, agak mengganggu saya. Saya tidak dalam posisi membela Nisa, namun izinkan saya untuk berterus terang bahwa saya tidak sependapat dengan istilah itu.

Menurut saya, dengan "merebut", seolah-olah terjadi main tarik-tarikan antara Nisa dan istri sah Ayus. Lalu, dalam hal ini, Ayus terlepas dari genggaman istrinya, berpindah ke tangan Nisa.

Padahal, siapa tahu, ya sekali lagi, siapa tahu, Ayus juga berperan besar dengan menjulurkan tangannya ke arah Nisa, sehingga Nisa dengan gampang bisa merebut. Bahkan, mungkin istilahnya bukan merebut, tapi menerima penyerahan diri Ayus.

Baik, saya cukupkan saja kisah Nisa sampai di situ. Soalnya, saya memang tidak ingin secara spesifik membahas kasus tersebut. Tulisan di bawah ini berlaku secara umum, bisa terjadi pada siapa saja. 

Bahwa kasus perselingkuhan, harus diakui semakin banyak, meskipun masyarakat kita semakin religius dilihat dari gaya berpakaian. Maraknya media sosial yang membuat seseorang gampang mendapatkan teman, diduga ikut memicu kasus perselingkuhan.

Suami orang itu bukan barang tak bernyawa. Jadi, dalam rebut merebut, pasti ada kontribusi aktif si suami. Bisa saja, si suami yang berinisiatif memulai hubungan dengan perempuan lain, meski istrinya menunggu di rumah.

Apalagi, bila perempuan itu berstatus lajang, terlepas dari janda atau gadis, si lelaki merasa sah-sah saja, karena poligami tidak dilarang menurut agama Islam, meskipun dengan sejumlah persyaratan.

Itulah ketidakadilannya, kalau yang "gatal" itu suami orang. Meskipun pihak perempuan tidak merebut, malah direbut dari orang tuanya, tetap yang ditembak seorang perempuan yang masih single

Ya, bisa dimaklumi bila muncul pertanyaan kepada si wanita, kenapa tidak bertanya dulu status seorang pria yang menggodanya, sudah punya istri atau belum. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline