Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ketika Bankir Jadi Bos Perusahaan Setrum

Diperbarui: 7 Agustus 2019   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. cnbcindonesia.com

Dari grup WhtasApp yang saya ikuti, salah seorang teman mengirim cuplikan chatting antar mantan pejabat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau yang biasa disingkat dengan PLN. 

Tentu saja obrolan tersebut berkaitan dengan peristiwa matinya aliran listrik di sebagian Pulau Jawa, terutama di Jabodetabek, yang membuat Presiden Jokowi berang, baru-baru ini.

Saya tidak mengutip selengkapnya obrolan tersebut. Tapi saya menafsirkannya bahwa pada intinya menurut mereka yang terlibat dalam obrolan itu, menempatkan seorang bankir seperti Sofyan Basir menjadi Dirut PLN bukanlah langkah yang tepat. 

Memang yang dimarahi Presiden kemarin bukanlah Sofyan Basir yang lagi berstatus tahanan KPK. Tapi Sofyan lah yang menjadi orang nomor satu di perusahaan setrum tersebut sejak akhir 2014 sampai terkena kasus korupsi. 

Setelah Sofyan ditahan, PLN dipimpin oleh Plt Dirut Djoko Abumanan untuk beberapa bulan saja dan berlanjut lagi dengan Plt Dirut Sripeni Inten Cahyani yang apes, baru 2 hari jadi Plt Dirut langsung kena semprot Presiden.

Namun secara tersirat dapat ditafsirkan bahwa peristiwa mati lampu kemarin terjadi karena ada perubahan yang dibawa Sofyan yang membawa gerbongnya berisikan beberapa personil dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sebelumnya Sofyan sukses membawa BRI sebagai bank yang paling profitable di tanah air.

Nah, pola mengelola bank yang terlalu bertumpu pada kinerja keuangan diterapkan pula di PLN. Hal ini dinilai oleh orang dalam kurang pas karena mengabaikan aspek engineering-nya. 

Sebagai contoh pembagian wilayah kerja lebih memperhatikan sisi bisnis PLN bukan keterhubungan jaringan pembangkit listrik. Sofyan juga rutin melakukan rapat seperti forum ALCO di perbankan.

ALCO tersebut merupakan singkatan dari Assets and Liabilities Committee yang beranggotakan semua anggota direksi dan semua pejabat satu level di bawah direksi. 

Untuk bank, fokus rapat ALCO adalah membahas kondisi likuiditas bank, apakah sumber dana bank dari simpanan masyarakat mencukupi untuk pengucuran kredit yang akan dilakukan bank, serta bagaimana kebijakan suku bunga bank agar mampu mencapai target laba dan mampu mengatasi tekanan persaingan dari bank lain.

Jadi keputusan rapat ALCO yang lazimnya dilakukan setiap bulan degan pola video confrence agar semua kepala wilayah juga ikut berpartisipasi, utamanya adalah penetapan suku bunga untuk semua produk simpanan dan pinjaman dari bank tersebut untuk satu bulan berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline