Sewaktu berwisata ke Bali di minggu kedua Juli 2018 yang lalu, saya menyaksikan semakin banyak saja pasangan pelancong yang melakukan aktivitas pengambilan foto prewedding.
Memang sekarang foto prewedding ini seperti "wajib" hukumnya bagi pasangan yang sudah memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat.
Foto-foto tersebut akan dipakai dalam undangan pernikahan yang akan disebar, dicetak dalam ukuran besar untuk dipajang di tempat resepsi pernikahan, dan juga akan ditayangkan pada layar lebar di acara resepsi dimaksud.
Sambil mengantri untuk meyalami pengantin di pelaminan, para undangan dapat menikmati foto prewedding itu.
Jelas bahwa foto prewedding biasanya digarap oleh para profesional yang telah berpengalaman. Mereka merupakan sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang. Di samping yang membidik kamera, tentu juga ada penata rias, pengarah gaya, penata lampu, dan sebagainya.
Bila pasangan penganten yang bermaksud membuat foto prewedding mempunyai dana yang lumayan, maka tempat wisata terkenal menjadi pilihan utama. Nah, beberapa obyek wisata di Pulau Bali termasuk laris manis untuk urusan ini.
Dari beberapa obyek wisata yang saya kunjungi, foto prewedding banyak mengambil tempat di pantai yang eksotis atau di obyek yang menonjolkan budaya Bali. Tapi pantai yang demikian ramai seperti di Kuta, cenderung dihindari.
Pantai Melasti, Pantai Pandawa, dan Pantai Padang Padang (semuanya terletak di bagian selatan Bali), adalah beberapa contoh yang menjadi pilihan banyak pasangan, karena di sini banyak tempat beraksi yang sedikit tersembunyi.
Batu besar atau tebing menjadi pelindung dari hantaman ombak, sekaligus menjadi latar belakang foto yang memikat.
Namun, andai pun para pelancong lagi ramai, tidak ada masalah bagi pasangan yang lagi bergaya. Mereka tidak akan menjadi pusat perhatian, sehingga tidak ada istilah "kepergok", karena hal ini sudah lumrah.