Lihat ke Halaman Asli

Mata Luka Adinda

Diperbarui: 15 September 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hunus panah belah embusan tersengal nafas panjangnya
desir udara menyayat relung hati dalam dinda
dimana-mana derita,
waktupun turut serta menyiksa
semua bersuka cita atas pedihnya mata luka dinda.

Cinta sang bijaksana
tumbuh dalam tandus
pelita dalam gelita
duka dalam bunga
dekap dinda berikan sandaran bahu padanya.

Dinda, dialah ego dari ketidaksanggupan rasa
perjuangan yang tak dapat dilanjutkan
harapan atas kebahagiaan hanya kegetiran semata
semakin dalam asmara,
luka kian liar menjalar sukma.

Mata nan luka terus mengaliri benih kepedihan jiwa
belenggu atas harapan rasa-rasa tuk bahagia.

Sembuhlah dinda
pejamkan mata sejenak
lupakanlah segala cerita lama
berdoalah kebaikan memberkati segenap niat mulia
segala tak tau seberapa jauh Tuhan telah menyusun lebaran baru untuk kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline