Mohon tunggu...
Irwan DwiSaputro
Irwan DwiSaputro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Asli

Menulis adalah Cinta; tulisan itu rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Luka Adinda

15 September 2021   12:57 Diperbarui: 15 September 2021   12:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hunus panah belah embusan tersengal nafas panjangnya
desir udara menyayat relung hati dalam dinda
dimana-mana derita,
waktupun turut serta menyiksa
semua bersuka cita atas pedihnya mata luka dinda.

Cinta sang bijaksana
tumbuh dalam tandus
pelita dalam gelita
duka dalam bunga
dekap dinda berikan sandaran bahu padanya.

Dinda, dialah ego dari ketidaksanggupan rasa
perjuangan yang tak dapat dilanjutkan
harapan atas kebahagiaan hanya kegetiran semata
semakin dalam asmara,
luka kian liar menjalar sukma.

Mata nan luka terus mengaliri benih kepedihan jiwa
belenggu atas harapan rasa-rasa tuk bahagia.

Sembuhlah dinda
pejamkan mata sejenak
lupakanlah segala cerita lama
berdoalah kebaikan memberkati segenap niat mulia
segala tak tau seberapa jauh Tuhan telah menyusun lebaran baru untuk kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun