Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

Kecopetan Gara-gara Tas Besar

Diperbarui: 31 Juli 2021   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi comot dompet. (Sumber: Extra Online)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, copet berarti mengambil sesuatu tanpa sepengetahuan pemiliknya dengan sangat cepat dan tangkas, sehingga pemiliknya tidak menyadari bahwa dompetnya, atau barang lain seperti telepon seluler, sudah berganti tangan.

Kalau menurut percakapan di Quora, copet sebenarnya adalah singkatan. Kata copet terdiri dari dua suku kata, yaitu "co" dan "pet". Kedua suku kata itu adalah kependekan dari comot dompet.

Hmm...jadi copet tidak beda dengan rudal, tentunya dalam hal singkatan yang terdiri dari dua suku kata. Rudal singkatan dari peluru kendali. Tidak beda 'kan dengan copet.

Biasanya, saya hanya mendengar saja kisah-kisah tentang mereka yang pernah kecopetan. Bahkan, adik saya yang paling kecil pun pernah jadi korbannya. Masih SMA ketika itu, bisa dibayangkan berapa sih isi dompetnya.

Mungkin bukan copet ya, sebab adik saya itu tahu dirinya menjadi korban dan tahu prosesnya. Jadi, ada tujuh orang yang mengelilinginya di dalam Metro Mini. Jadi, lebih tepatnya rampok. Salah satunya meminta ransel yang sedang dibawanya. Isinya hanya buku-buku. Ada dompet, tapi uangnya jelas tidak banyak.

Adik saya hanya menyerahkan saja ranselnya kepada mereka dan dia lantas turun dari kendaraan, pulang, bersiap untuk lapor ke kantor polisi.

Akan tetapi, ada suatu saat di mana saya menyaksikan langsung seorang copet beraksi. Saat itu saya masih kuliah, tidak ingat semester berapa. Saya selalu naik kereta rel listrik (KRL) pagi-pagi ke arah Depok saat berangkat. Hanya saja, pada hari itu, karena kuliah pagi tidak ada, hanya ada praktikum pada sore hari, maka saya berangkat sekitar pukul 11 siang.

Saya berangkat dari Stasiun Gambir. Pada saat itu, KRL masih berhenti di Gambir, tidak seperti sekarang. Saya menunggu di peron. Karena KRL arah Depok selalu penuh, maka saya menunggu sampai ada kereta yang kosong.

Nah, di salah satu kereta yang penuh tadi, saya melihat pencopet beraksi. Dia ikut berdesak masuk sementara salah satu tangannya merogoh kantong belakang celana seorang pria yang ada di depannya.

Saya hanya bisa melihat. Ternyata si pencopet sadar kalau saya melihat perbuatannya. Tampaknya semula dia akan turun dari kereta untuk mencari mangsa yang lain. Tapi, karena saya memergokinya, maka ia tetap berada di kereta dan KRL itu pun berangkat. Barangkali dia turun di stasiun berikut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline