Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

Emporio Armani versus Marks & Spencer pada Final Euro 2020

Diperbarui: 13 Juli 2021   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duel Italia dan Inggris di final Euro 2020. (Sumber: Highsnobiety dan The Sun Online)

Sekira dua pekan lalu, saya menulis di Kompasiana sebuah artikel berjudul Emporio Armani dan Marks & Spencer Juga Hadir di Euro 2020. Pada akhir artikel, saya menuliskan antara Italia dan Inggris, dua tim nasional yang di-endorse oleh Armani dan M&S, siapa yang akan melaju paling jauh di turnamen tersebut.

Ternyata, kedua tim bisa mendapatkan masing-masing satu tiket di final Euro 2020. Tinggal dinanti, apakah Italia atau Inggris yang bisa menjadi juara.

Akan tetapi, saya tidak akan membahas soal sepak bola di artikel ini. Saya akan menyoroti sepak terjang kedua butik tersebut menghadapi pandemi Covid-19, terutama soal revenue alias penghasilan.

Emporio Armani

Jauh sebelum Covid-19 melanda dunia, pihak Armani sudah memprediksi bahwa mereka akan mengalami penurunan penghasilan selama dua tahun, yaitu 2018 dan 2019, sebelum mengeruk keuntungan pada 2020. Itu didasarkan pada penurunan penjualan pada 2017.

Prediksi Armani tersebut sedikit meleset, tapi ke arah positif. Sebab, pada 2019, mereka mengalami kenaikan penghasilan di luar proyeksi. Menurut Reuters, pada 2019, penjualan bersih meningkat 2,3 persen menjadi 2,158 miliar euro atau lebih dari 37 triliun rupiah.

Kenaikan itu disebabkan oleh penjualan langsung di toko konvensional dan secara daring.

Dengan kata lain, keuntungan yang diperoleh Armani terjadi satu tahun lebih cepat, sebab pada tahun berikutnya, 2020, dunia dilanda pandemi dan semua rencana bisnis terpengaruh.

Sejak adanya pandemi Covid-19, Armani Group langsung mengimplementasikan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan pegawainya, pelanggan, dan operator. Itu dilakukan tidak hanya di markas besar mereka di kota Milano, namun juga di semua toko, restoran, dan hotel yang tersebar di seluruh dunia.

Selain "manajemen darurat" tersebut, Armani juga sudah mengatur waktu produksi dan pengiriman yang lebih ringkas. Selain itu, produk-produk yang dijual di toko juga memenuhi apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Mereka juga membuang semua hal-hal yang tidak efisien dan mengurangi sisa produksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline