Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

BPJS Kesehatan, IGD, dan Kesabaran

Diperbarui: 25 Juni 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Instalasi Gawat Darurat (Sumber: Aulia Hospital)

Ada dua jenis Badan Penyelenggara Jaminan Sosial alias BPJS. Yang pertama adalah BPJS Kesehatan, yang merupakan kelanjutan dari Askes atau Asuransi Kesehatan. Yang kedua adalah BPJS Ketenagakerjaan, yang merupakan penerus Jamsostek atau Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Yang ingin saya bicarakan di sini adalah BPJS Kesehatan. Supaya lebih praktis, maka akan saya tulis dengan BPJS saja.

Terus terang, baru satu kali saya menggunakan Kartu Indonesia Sehat, walau saya rajin membayar iuran.

Ketika itu, tekanan darah saya melonjak, sehingga seluruh badan saya rasanya berat dan kaku. Saya datang ke Faskes, atau klinik yang ditunjuk menjadi fasilitas kesehatan. Terletak di gang sebelah dari rumah, saya menunjukkan KIS dan e-KTP juga diminta. Kemudian, dokter pun memeriksa saya.

Saya datang ke Faskes, karena dokter yang biasa memeriksa saya tidak praktik setiap Minggu. Seandainya saya sakit sehari sebelumnya, atau Sabtu, maka saya akan datang ke rumah sakit tempat Pak Dokter berpraktik.

Di Faskes, karena memang ditujukan untuk pengguna BPJS, maka saya juga tidak ditarik bayaran alias gratis. Jasa dokter dan semua obat ditanggung.

Di rumah saya, yang paling sering memakai fasilitas BPJS adalah Mama. Tapi, kami tidak pernah meminta surat rujukan sebelum Mama dirawat. Triknya adalah kami akan membawa Mama ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). 

Melalui IGD, tidak diperlukan rujukan, termasuk ketika harus mencari kamar untuk rawat inap. Sangat mudah. Itu yang berlaku di rumah sakit swasta di bilangan Cempaka Putih. Mungkin di IGD rumah sakit lain juga demikian.

Tentu saja, kami sudah membawa semua surat yang diperlukan. KIS, e-KTP, Kartu Keluarga, lengkap dengan semua fotokopinya berlembar-lembar.

Hingga saat ini, setiap kali Mama harus opname, kami tidak pernah meminta surat rujukan ke Faskes. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline