Seorang lelaki berbincang dengan seorang perempuan, sebut saja mereka Budi dan Wati.
"Sudah siap nikah, mbak?" tanya Budi pada Wati.
"Ga lah Mas, masih jauh ..." elak Wati.
"Loh kenapa?"
"Masih ingin bahagiakan orangtua," begitu jawaban Wati.
Whaaat?! Budi membatin.
Bukannya membahagiakan orangtua salah satunya dengan menikah? Kemudian memberi cucu? Supaya orangtua bisa tenang karena tidak usah mengkhawatirkan anak-anaknya yang belum laku?
Begitu pikiran Budi.
"Trus, kalau tiba-tiba ada yang melamar, gimana?" Budi bertanya lagi.
"Belum siap lah, Mas ..." Wati mulai merasa risih.
"Siapnya kapan?" kejar Budi.