Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Irham Maulana

Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Mahasiswa

Puisi: Sengkuni Masa Kini

Diperbarui: 7 April 2022   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

this photo taken from https://www.abasrin.com/Puisi: Sengkuni Masa Kini

Sejak abad kuno mulai kembali bersahabat dengan abad edan
sebuah perjanjian muncul dalam skenario keuntungan
satu manusia bertransaksi dengan jutaan milyaran makhluk
menjadi penguasa di paling disegani dan ditakuti

Dengan segala sekardiu dan gerombolan ahli mengakar-akar
Sengkuni lahir bagai duri merebak dan membias
Menjadi "demagog" menunggangi dan mengendalikan
Raja dari segala titik hitam
Menembus aksara dan bantaran putih
Sengkuni dengan langkas mengkamuflase

Menjelma manusia licik
Kongkalikong berlalu lalang pada dermaga kehidupan
Sambung tangan menyelinap dalam topeng kemakmuran

Menjelma manusia Muslihat
Mengalir deras bibir manis dan sederet janji
Pada cita mesti menyembul
Pada Bayang-bayang mesti memihak
Tiba-tiba membeku bak batu termangu-mangu

Menjelma manusia "penambat"
Melunakkan ayat-ayat setan
Mengkambing hitamkan akal tuhan
Menunggangi gili-gili dan dermaga
mengeruk kepentingan,
KKN subur bagai tukang ucuk-ucuk
Tanpa kenal tanggal dalam gedung-gedung putih
Demi segumpal kertas bergambar segitiga

Sengkuni telah lahir dari museum-museum sejarah
Ia disambut gemuruh riuh
Berdendang ria dalam gumpalan benih
berkelana dan bebas berkeliaran
tanpa kenal waktu, Jarum jam, dan batas nalar

            Malang, 5 April 2022

          Oleh: Muhammad Irham Maulana
          Mahasiswa Uin Maliki Malang
           Demagog pemimpin, dekadensi penguasa, demarkasi kaum veteran dari para elit bak sengkuni yang bebas berkeliaran tanpa kenal takut khawatir dan binasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline