Lihat ke Halaman Asli

Bedanya Stress dan Depresi

Diperbarui: 13 Mei 2023   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Pedro Figueras dari Pexels.com

Stress menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar, atau disebut juga dengan ketegangan.

Menurut penulis, stress itu ketika seseorang pusing bukan main, sibuk dengan pekerjaan yang berlarut-larut, tetapi orang tersebut masih bisa menghadapi atau mengendalikan perasaannya dalam pekerjaan tersebut. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan).

Kalau menurut penulis, depresi adalah ketika seseorang menghadapi situasi yang rumit, sehingga orang tersebut tidak lagi bisa mengendalikan perasaan dan pikirannya.

Artinya kita tidak bisa menyamakan antara stress dan depresi. Karena berbeda faktor pengukurnya. Jadi perlu dipertanyakan, apakah problem yang dihadapi tersebut masih bisa di-"atasi" sendiri oleh pelakunya atau tidak.

Orang yang stress dan orang yang depresi mengalami perasaan yang jauh berbeda. Orang yang stress, masih punya kendali penuh atas kesadaran dan tubuhnya. Sedangkan orang yang depresi, seringkali kesadaran akan "siapa dirinya" sudah tidak bisa dikontrol olehnya. Makanya, sering terjadi orang depresi meracau tak jelas atau sebaliknya. Diam dan tidak bisa diajak komunikasi orang-orang terdekat. 

Contohnya: kamu bisa stress karena beban pekerjaan.

Stress-mu terhadap pekerjaan tidak bisa dianggap sebagai depresi karena pekerjaan.

Contoh untuk depresi paling mudah ada dalam keluarga broken home. Maka lagu Diari Depresiku, karya Last Child sedikit banyak merepresentasikan depresi itu sendiri. 

  • Seorang yang depresi sudah tidak punya ide tentang solusi masalah psikologis yang dialaminya.
  • Penderita depresi sangat membutuhkan bantuan pihak eksternal.
  • Penderita depresi biasanya butuh waktu healing yang cukup lama jika ingin mengatasinya sendiri, atau Self Healing.
  • Jika seseorang mengalami hal tersebut, perlu perawatan khusus. Tidak harus dari psikolog, psikoterapis, hipnoterapis, bantuan dari orang terdekat pun sebenarnya bisa sangat membantu mengurangi level depresinya secara bertahap.
  • Jika tidak diimbangi dengan positive healing, positive feeling, positive thinking, maka bisa saja berakibat fatal terhadap dirinya sendiri.

Kecerdasan emosional sangatlah berperan dalam menghadapi permasalahan perasaan, kebingungan, keresahan, kekecewaaan, keputusasaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline