Lihat ke Halaman Asli

Ira Lathief

TERVERIFIKASI

A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Curhat Tour Guide di Masa Corona, Dari Makan Tabungan hingga Go Virtual

Diperbarui: 8 Agustus 2020   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Being a tour guide and tour leader (online), in the time of corona...

Jadi gue mau curhat. Wabah corona ini adalah cobaan berat bagi para insan pariwisata, termasuk profesi tour guide and tour leader yang menggantungkan nasib dari kegiatan traveling.

Praktis, sejak ada wabah covid-19 ini semua kegiatan traveling harus distop. Gara-gara corona, para tour guide/tour leader pun jadi zero income selama berbulan-bulan. Barbie jadi pusying, gimana caranya bisa bayar cicilan Mercedez-Benz dan sepetak tanah (kuburan) di Pondok Indah coba?!

Dan selama berbulan-bulan, gue pun berstatus sebagai "guide mantab" alias "makan tabungan" uhuhuhu... Jadi kalo kemarin-kemarin lo tanya, "Gimana kabar lo ra?" terus gue jawab, "Mantabh!" bisa jadi itu gue lagi ngenes karena udah bosen makan tabungan berbulan-bulan.

Para tour guide dan tour leader, yang selama ini bisa berbangga diri, "Nih kerjaan terbaique, bisa jalan-jalan gratis keliling indonesia, keliling dunia, plus dibayar pula," akhirnya harus dijatuhkan ego sampai ke dasar.

Dalam kondisi wabah di mana traveling disebut sebagai kegiatan yang "membahayakan nyawa" akhirnya harus gigit jari kudu nyungsep di rumah sampe berbulan-bulan.

Menurut para senior tour guide/tour leader, kondisi wabah corona ini bahkan lebih buruk dampaknya bagi pariwisata dibanding krisis ekonomi parah yang terjadi tahun 1997-1998. Dunia pariwisata yang sering dibanggakan sebagai pendatang devisa terbesar bagi banyak negara termasuk Indonesia saat ini jadi kehilangan darah seperti mati suri.

Di 3 bulan pertama, harus berhadapan dengan dampak dari wabah corona ini, bohong kalo dibilang gue ga stres. Dan kalo stres tuh, tabiat gue jelek. Bawaannya pengen makan duren montong.

Lo tau kan beli duren montong mahal, mana kantong kan lagi kembang-kempis. Ini namanya BPJS, Bujet Pas-pasan Jiwa Sosialita.

Gue juga terlena dengan lagu harapan semu kalo "badai ini segera berlalu", karena terus "in denial" jadinya cuma santuy nunggu sambil berharap wabah corona bakal pergi dalam hitungan dua-tiga bulan, dan enyah begitu ramadhan datang.

(emangnya miss corona takut dengan bulan ramadhan? seperti si jaka sembung bawa golok, kagak nyambung kan ya bok)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline