Lihat ke Halaman Asli

Iradah haris

We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Waisak, Sholat Gerhana dan Mitos Betharakala

Diperbarui: 27 Mei 2021   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Super blue blood moon (foto kompas)

Singkat sekali Gerhana Bulan Total (GBT) malam ini, Rabu 26/5/2021. Sekitar pukul 18.18 WIB. Umat Islam tenggelam dalam kekhusukan sholat gerhana. Nyaris bersamaan dengan detik-detik Waisak yang jatuh pada 18.13.30 Wib. Sebuah kebetulan dari bertemunya dua peristiwa istimewa. Di siai lain, ada juga mitos datangnya Betharakala.

Peristiwa yang bisa dilihat dengan mata telanjang ini hanya berlangsung dalam hitungan menit saja. Saya menyaksikannya bersama anak-anak. Sambil melayani rasa penasaran mereka seputar mitos gerhana. Salah satunya tentang Batharakala. 

Sebenarnya sudah sejak sore tadi tanya penasaran tentang mitos-mitos gerhana bulan ini disampaikan. Saya sengaja mengalihkan perhatian, menunda hingga peristiwa gerhana tiba dan bisa mereka saksikan bersama.

Entah darimana anak-anak mendapatkan kisah tak ilmiah itu. Tentang gerhana sebagai penanda datangnya Betharakala. Sang pembawa wabah, penyakit dan bencana ke alam manusia.

Saya terus bertanya, darimana asal cerita tersebut. Seharian ini saya menikmati hari libur nasional memperingati hari raya waisak, sama seperti hari-hari biasa. Hanya di rumah saja. Sementara anak-anak sibuk dengan sepedanya. Sejak pagi hingga tengah hari. Berkeliling di sekitar lingkungan tempat tinggal kami. 

Saya sempat menyelidik, kemana saja mereka bermain hari ini. Jawabnya hanya di sekitar rumah dan jalan aspal ke arah sawah. Mereka berkumpul ceria dengan kawan sebayanya. Rupanya Beberapa diantaranya ada yang bercerita tentang mitos-mitos gerhana. Itu pun didengar dari cerita tutur orang-orang tua di sekitar rumahnya.

Maknanya sedikit banyak, mitos ini masih demikian kuat diyakini para tetangga kami yang kebanyakan para sedulur petani. Wabah penyakit dan bencana ini dikaitkan dengan hasil bumi dan hewan ternak mereka. 

Semakin mewarnai peristiwa gerhana ini adalah hasil ramalan primbon lama yang dibaca salah seorang sesepuh dukuh.. Bahwa terjadinya gerhana ini juga pertanda para pembesar negara ini akan berkelahi satu sama lain. Sementara rakyat kecil banyak tertimpa musibah dan wabah.

Itu hanya ramalan berdasar buku primbon yang tidak wajib diimani. Hanya saya merasa perlu menuliskannya sebagai penanda bahwa di era ini masih ada masyarakat yang memiliki keyakinan terhadap ramalan berdasar terjadinya fenomena alam.

Tetangga saya yang petani, usai melaksanakan sholat maghrb sudah memperbanyak bacaan wirid. Kemudian tampak bergegas ke kandang di belakang rumahnya. Hanya sekedar memegang perut kambing yang sedang mengandung. Dengan memanjatkan doa supaya seluruh hewan peliharaan, terkhusus kehamilan kambingnya sehat tanpa gangguan dan mendatangkan berkah melimpah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline