Lihat ke Halaman Asli

ioanes rakhmat

Science and culture observer

Vaksinasi Tak Dapat Berdiri Sendiri Menanggulangi Pandemi Covid-19

Diperbarui: 27 April 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (sumber: SHUTTERSTOCK/Orpheus FX via kompas.com)

SEJAUH SEDANG SAYA IKUTI, kini sedang timbul optimisme kuat sedunia bahwa pandemi Covid-19 akan dapat cepat diatasi lewat vaksin-vaksin yang efektif. Betulkah optimisme ini?

Rasa berpuas diri juga muncul di sangat banyak negara dan bangsa atas keberhasilan mereka dalam mengembangkan vaksin-vaksin yang dapat diandalkan untuk memutus mata rantai penularan virus corona baru.

Protokol kesehatan 4-5M pun mulai dilonggarkan, bahkan di sejumlah negara (atau negara bagian) sudah diangkat sama sekali, atau sudah tidak dihiraukan penduduk di banyak negara.

Dorongan untuk kembali sepenuhnya ke dalam kehidupan normal pra-pandemi Covid-19 niscaya sangat kuat muncul dalam diri banyak sekali orang di negara-negara kaya dan maju yang telah memborong dan menguasai penggunaan vaksin-vaksin unggulan dunia (seperti vaksin-vaksin mRNA Pfizer dan Moderna, vaksin adenovirus Johnson & Johnson, vaksin adenovirus Oxford-AstraZeneca, dll). 

Rasa letih juga telah dan sedang muncul tak tertahan di banyak negara setelah orang hidup di dalam banyak pembatasan sosial, individual, ekonomi, hiburan, pergaulan, perjalanan, komunikasi, dll, selama satu tahun lebih.

Kasus positif global meningkat

Dua, dapat dimengerti, kalau WHO kini memperingatkan bahwa kasus-kasus positif terinfeksi SARS-CoV-2 dan kematian yang ditimbulkannya meningkat lagi di seluruh dunia, dengan Afrika Selatan sebagai negara yang sedikit kurang terdampak. Baca di sini.

Dalam laporan mutakhir WHO, terdata sekarang ini di seluruh dunia ada 133,5 juta kasus positif dan kurang lebih 3 juta orang telah mati.

Data dari JohnsHopkins Coronavirus Resource Center menunjukkan kasus global per 12 April 2021 telah mencapai 136.209.405, dengan total kematian 2.939.142 orang.

Sumber JHU

Pada tahap berikutnya, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 bergeser dari negara-negara kaya ke negara-negara miskin.

Sumber: Bloomberg

Menurut data Bloomberg, jumlah kasus positif harian di negara-negara yang lebih kaya dan lebih besar menurun (di BRICs 230,2K perhari, mencakup Brazil, Russia, India dan China; di G7 242,9K per hari, mencakup UE, AS, Inggris, Kanada dan Jepang), sedang di negara-negara berpendapatan kecil dan rendah ("the rest of the world") meningkat menjadi 252,7K per hari dalam bulan April 2021.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline