Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksinasi Tak Dapat Berdiri Sendiri Menanggulangi Pandemi Covid-19

13 April 2021   01:54 Diperbarui: 27 April 2021   12:39 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (sumber: SHUTTERSTOCK/Orpheus FX via kompas.com)

Bagaimana dengan Afrika?

Sebagai satu benua, Afrika baru menerima dan menggunakan cuma 2% saja dari 600-an juta dosis vaksin-vaksin Covid-19 yang telah diluncurkan pada aras global. 

Dari jumlah pasokan 2% ini, sepuluh negara di Afrika (dari keseluruhan 54 negara) yang paling banyak melakukan vaksinasi penduduk masing-masing baru menggunakan dua per tiga dari pasokan ini.

Sepuluh negara di Afrika itu mencakup Maroko yang telah membeli 8,7 juta dosis vaksin dan telah menyuntikkan vaksin paling banyak ke penduduknya. Selain Maroko, juga Ghana, Rwanda, dan Angola telah dengan cepat mendistribusikan vaksin-vaksin dalam jumlah yang signifikan dari persediaan vaksin yang ada pada mereka.

Bagaimanapun juga, dalam perlombaan penyediaan vaksin-vaksin, Afrika jelas tertinggal jauh dan terlantar. Ada lebih dari satu milyar orang Afrika yang belum menerima vaksinasi untuk menyelamatkan kehidupan mereka.

Negara-negara Afrika lainnya, seperti Benin, Comoros, Liberia, Sierra Leone dan Sudan Selatan terlantar dan tak bisa meluncurkan vaksin-vaksin karena kesulitan dana, hambatan perencanaan, dan kekurangan sumber daya manusia, serta keterlambatan pengiriman vaksin-vaksin dalam program Covax Facility WHO.

Menurut data WHO per 8 April 2021, di Afrika kini jumlah kasus positif sudah mencapai 4,3 juta, termasuk 114.000 orang yang telah mati. Baca lebih jauh di sini.

Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 dan angka kematian global adalah akibat-akibat dari berbagai faktor yang telah ditulis di atas. Tapi tentu saja masih ada faktor-faktor lain.

Varian-varian baru

WHO juga mengaitkan kondisi pandemi yang tidak kunjung mereda ini dengan kemunculan varian-varian baru virus corona yang lebih cepat menular, lebih agresif, dan sebagian lebih mematikan, misalnya "mixed mutant" Portland, Oregon; dan varian B.1.1.7 yang paling banyak menginfeksi, yang berasal dari Inggris. Sebagian lagi bahkan dapat menghindar dari "serbuan" pasukan antibodi. Keadaan yang mengkhawatirkan ini hanya dapat dihadapi lewat "adjustment" atau "penyetelan ulang" vaksin-vaksin yang telah ada, dan lewat formulasi obat-obat baru antivirus yang lebih kuat dan berspektrum luas.

Di bawah ini saya pasang daftar varian-varian yang memuat data sampai dengan 14 April 2021 tentang negara asal, jumlah kasus positif dan pertambahan kasus baru sejak 7 April 2021 di Inggris. Sumber data gov.uk. Baca juga USA CDC dan Nature.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun