Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Sari: Luruh

Diperbarui: 26 Desember 2020   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.pixabay.com

Beban mulai terasa begitu berat, ketika waktunya tiba Sari bergegas pergi, pulang ke kampung halamannya. Sari pulang naik transporasi umum kesukaanya yaitu kereta api. Tepat jam 2 siang, suara peluit berbunyi diiringi suara gesekan dari tiap pintu kereta, asap mulai mengepul dan kereta perlahan-lahan mulai berjalan maju kedepan.

Kebetulan, Sari menaiki kereta lokal yang bebas memilih bangku sendiri. Sari suka memilih bangku di sudut pojok dekat pintu kereta. Sari begitu menikmati perjalanannya, hingga terlintas pikiran yang menganggu di benaknya. Ketika pikiran di benaknya tidak sanggup ia bendung, ia sesegera mungkin mengambil buku diary yang selalu siap di tasnya dan mengungkapkan apa yang dia rasakan lewat tulisannya.

Semoga lewat tulisan ini diriku bisa memutus rantai perasaan itu pada dirimu. Diriku akan berkata jujur untuk mengungkapkan kegundahanku.

Kuharap dirimu tidak akan pernah tahu tulisan tertuju untuk dirimu. Tulisan ini semoga hanya angin lalu saja bagi dirimu, sekalipun kebetulan dirimu membaca tulisan ini.

Ya, terima kasih sudah hadir mewarnai hidupku. Penuh syukur ketika diriku tahu dan mengenal siapa sosok dirimu. Salut, luarbiasa. Aku begitu kagum dengan dirimu. Dirimu salah satu sosok inspiratif dan memotivasi diriku.

Jangan patah semangat dan tetap percaya diri untuk terus berkarya melampaui zona nyaman. Jangan lengah untuk tetap menebarkan kebaikan dan cinta untuk semua orang lewat sebuah karya.

Beruntung sekali diriku dekat dengan dirimu.

Aku berharap semoga dirimu selalu sehat, baik-baik saja, dan kuat untuk mengatasi hiruk pikuk kepelikan dari kehidupan ini.

Aku berharap dirimu mampu rela berkorban menertawakan diri sendiri untuk menghibur orang lain.

Waktu yang sangat singkat bagiku untuk memulai percakapan dan membangun kedalaman emosi antara aku dan dirimu. Tidak terasa, sudah banyak kisah yang menjadi kenangan manis kita lalui bersama-sama tanpa kita sadari. 

Bermain bersama rintihan hujan, bermain dengan hangatnya suasana malam, bermain dengan teriknya sinar matahari, bermain dengan senandung kicauan burung, tertawa riang, bercanda, tangis, bahagia kuluapkan semuanya di depan dirimu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline