Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Seks Aman Terminologi yang Faktual Terkait dengan Pencegahan IMS dan HIV/AIDS

Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi safe sex (Sumber: linisehat.com)

Membalut dan membumbui terminologi terkait IMS dan HIV/AIDS hanya menyuburkan mitos yang jadi kontra produktif dalam penanggulangan IMS dan HIV/AIDS

"Bukan seks yang aman yang harus ditingkatkan dan digaungkan, melainkan perilaku seksual yang bertanggung jawab." Ini ada dalam berita "Pentingnya Pemahaman Perilaku Seks Bertanggung Jawab" di validnews.id (27/9-2022).

Lebih jelas ini pernyataannya: Influencer dan sexual health activist Andrea Gunawan mengatakan sebenarnya bukan seks yang aman yang harus ditingkatkan dan digaungkan, melainkan perilaku seksual yang bertanggung jawab.

'Perilaku seksual yang bertanggung jawab' adalah bahasa moral sehingga menjurus ke mitos (anggaan yang salah) Hal ini justru menyesatkan dan jadi kontra produktif dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya.

Tanpa ada penjelasan 'perilaku seksual yang bertanggung jawab' tidak bunyi, sedangkan 'seks aman' (safer sex atau safe sex) merupakan terminologi dengan fakta medis (artinya bisa diuji di laboratorium dengan teknologi kedokteran) yang bersifat denotasi (KBBI: makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif).

Sedangkan 'perilaku seksual yang bertanggung jawab' sebagai bahasa moral sifatnya konotasi (KBBI: tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi).

Disebutkan bahwa maksud dari 'perilaku seksual yang bertanggung jawab' adalah bagaimana seseorang bisa melindungi dirinya dan pasangan dari penyakit menular seksual dan kehamilan tidak diinginkan.

Ya, itu 'kan sudah merupakan 'seks aman.' Maka, tidak perlu membalut dan membumbui fakta dengan norma, moral dan agama karena akan kabur maknanya.

Ada pula pernyataan ini: Selain itu, ia juga menekankan untuk pentingnya memeriksakan kesehatan organ reproduksi sendiri dan pasangan secara rutin.

Jika yang dimaksud dengan HIV/AIDS, maka infeksinya bukan di organ reproduksi sehingga untuk mengetahui status HIV bukan dengan memeriksa organ reproduksi tapi dengan tes HIV yang sama sekali tidak terkait dengan organ reproduksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline