Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Pria Inggris Tertular Super Gonore Setelah Berhubungan Badan dengan Perempuan di Asia Tenggara

Diperbarui: 2 April 2018   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: colourbox.com)

Seorang cewek mengaku menyesal seribu kali karena mau menerima tawaran sebagai cewek penghibur yang melayani 'tamu' APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik) yang bersidang di Kota Bogor, Jawa Barat, tahun 1994.

Apa pasal?

'Kan bayarannya besoar. "Ya, tapi akibatnya penyakit kelamin yang saya derita tidak bisa disembuhkan." Inilah pengakuan seorang cewek panggilan kelas atas (high class), waktu itu kepada reporter Tabloid "MUTIARA". Penulis ditugaskan untuk membuat liputan tentang 'penyakit kelamin' terkait dengan epidemi HIV/AIDS.

Istilah yang tepat bukan 'penyakit kelamin', tapi IMS yaitu infeksi menular seksual yakni penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom dengan orang yang mengidap IMS, seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamidia, jengger ayam, virus kenker serviks, dll.). Soalnya, tidak semua infeksi akibat penyakit IMS terjadi di alat kelamin, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS sehingga tidak pas disebut 'penyakit kelamin'. Tapi, bisa juga menginfeksi bagian-bagian lain di tubuh, seperti tenggorokan, mata, dll. Bayi yang lahir dari perempuan yang mengidap GO juga bisa tertular, bahkan pada mata bayi.

Rupanya, cewek tadi kebagian wartawan Vietnam. Cewek itu pun terperangah ketika dokter mengatakan dia tertular kencing nanah (gonorrhea). Nah, itu dia. Saat Perang Vietnam berkecamuk dikabarkan berkecamuk pula 'penyakit kelamin' yang sulit disebumbuhkan yaitu 'Vietnam Rose' atau 'Black Pox'. Cewek itu pun kian ketakutan karena dia khawatir yang ditularkan kepadanya adalah 'Vietnam Rose'.

Sekarang "BBC Indonesia" (30/3-2018) mengabarkan ada pria Inggris yang didiangnosis mengidap IMS jenis super-gonore. Celakanya, pria itu mengaku ngesek dengan perempuan di Asia Tenggara.

Laporan Kemenkes RI pada akhir tahun 2012 ada 230.000 PSK langsung di beberapa tempat yang disurvei di Indonesia, terutama di sekitar pelabuhan. Sedangkan jumlah laki-laki yang jadi pelanggan PSK mencapai 6,7 juga, 4,9 juta di antara mempunyai istri (antarabali.com, 9/4-2013). Yang perlu diingat jumlah PSK tidak langsung yaitu cewek di bar, pub, panti pijat, online, disko, dll. jauh lebih banyak.

Kita tidak perlu menyangkal dan menuding negara lain karena ada perempuan dan laki-laki Indonesia yang juga ngeseks di negara-negara Asean. Bahkan, di Singapura dan Malaysia ada perempuan asal Indonesia yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). Sebaliknya, ada juga laki-laki Indonesia yang membeli seks kepada PSK di negara-negara Asean.

"Mereka minta cewek tempatan," kata seorang laki-laki di KL (Kuala Lumpur), Malaysia. Maksudnya, laki-laki 'hidung belang' asal Indonesia mencari cewek lokal. Seperti dikatakan seorang pelancong asal Indonesia di Pattaya, Thailand, "Ya, kalau PSK asal Indonesia ngapain saya jauh-jauh ke mari."

Seperti yang diidap cewek PSK high class tadi, pria Inggris itu pun hanya bisa berharap ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya karena obat-obatan yang ada tidak mempan lagi (resisten) terhadap super-gonore (Baca juga: Resistensi Antibiotik, Kelak Infeksi Bakteri Pun Bisa Jadi Penyebab Kematian).

Disaebutkan bahwa sejumlah media Inggris melaporkan adanya bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang kebal terhadap antibiotika yang penggunaannya dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Celakanya, seperti dikutip "BBC Indonesia", "Untuk Neisseria Gonorrhoeae seharusnya setiap tahun diadakan uji coba atau suatu penelitian terhadap resistensi obat-obat yang sering kita pakai. Sayangnya di Indonesia hal tersebut tidak bisa kita lakukan karena dananya juga cukup besar," kata Profesor Dr. Sjaiful Fahmi Daili, guru besar spesialis kulit dan kelamin di Universitas Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline