Lihat ke Halaman Asli

Singgih S

Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Dampak Positif Musim Kemarau

Diperbarui: 16 Oktober 2019   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Subang, Musim kemarau dan hujan itu siklus kehidupan alam semesta menjaga keseimbangan dan mata rantai kehidupannya. Tanpa itu akan berdampak kekacauan isi alam semesta.

Salah satu dampak yang ditimbulkannya seperti hama dan penyakit yang berkembang biak tanpa terkendali yang berujung merusak tatanan alam semesta.

Namun paling parah kerusakan disebabkan bertambahnya populasi penghuni planet yang berakal, beragama, berkeyakinan, berilmu pengetahuan namun paling serakah mulai mengacak-acak tatanan alam semesta seperti perusakan hutan, penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, dan lainnya.

Dengan berbagai dalih seperti tuntutan kehidupan dan meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik, namun harus kah dengan merusaknya?

Tak tahulah, saya bukan ahlinya. Saya hanya akan menulis dampak positif kemarau panjang yang terjadi di kebun dimana saya sekarang sedang jadi buruhnya. 

Luas kebun 6 HA, berisi aneka jenis buah2an seperti durian, petai, rambutan, cempedak dan lainnya. Lokasi tepatnya dipinggir desa Cimayasari, Kec. Cipeundeuay, Kab. Subang.

Kebun Buah2an Subang. Dok. Pribadi

Saya mulai memburuh sejak bulan Mei 2018 saat sedang masuk musim kemarau dan dipertengahan bulan September 2018 sudah masuk musim penghujan. Kerja buruh kebun sudah saya lakoni satu setengah tahun dan kebetulan suka asal menulis. 

Pohon Durian sedang Berbuah. Dok. Pribadi

Buah Durian Muda. Dok. Pribadi

Buah Duren Muda. Dok. Pribadi

Tiba di musim kemarau tahun ini (2019) saya rasakan cukup ekstrim, begitu terik dengan hembusan angin berasa panas dan sering terjadi angin kencang yang datang secara bergelombang.

Rumput kering, ranting-ranting merangas, daun-daun kering berserakan, tanah retak-retak dan danau di sebelah kebun pun susut dratis dan musim kemarau pun jadi inspirasi syair lagu oleh Mochamad Noor Arumbinang, Judul:

KEMARAU  
Tiada ranting yang rimbun daun pun berguguran mata air pun kering tiada titik embun turun saat itu, kemarau yang datang hati gersang dan berdebu curah hujan tiada turun membasahi jiwa ini tiada pohon yang rindang tempat berteduh diri air mata pun kering suara hati pun membisu saat itu, kemarau yang datang cita hati trasa sendu cahya mentari trasa panas menyinari jiwa ini. Kapankah mendung datang mengalun mengusir kemarau kali ini tapi sabarlah diri menanti pasti kemarau pergi berganti (dari album Jakarta-Jakarta, Grup Prambors Band, Produksi D/D Record).

Syair lagu tersebut mewakili keadaan kebun yang saya kelola, tentu kemarau tahun ini sudah diantisipasi sedari awal seperti perbaikan sarana irigasi, menambah pompa air dan torrennya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline