Lihat ke Halaman Asli

Indrato Sumantoro

Pengamat Aspal Buton

Aspal Buton, Melawan Lupa

Diperbarui: 11 Juni 2019   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Aspal Buton pertama kali ditemukan oleh seorang Geolog Belanda yang bernama WH Hetzel pada tahun 1924. Sebentar lagi kita akan memperingati 1 Abad Aspal Buton pada tahun 2024. Apakah kita masih ingat dan mengenal aspal Buton ? 

Apakah anak-anak dan cucu-cucu kita tahu apa itu aspal Buton ? Atau mungkin guru-guru. dosen-dosen, bahkan kita sendiri sudah lupa kapan terakhir kali kita pernah mendengar atau membaca mengenai aspal Buton ?. 

Mengapa informasi aktual mengenai masalah aspal Buton ini tidak menarik, dan tidak menjadi perhatian yang besar bagi rakyat Indonesia ? Apakah mungkin karena mereka sudah bosan, dan beranggapan bahwa aspal Buton itu hanyalah sebuah Mitos belaka ?. Apakah benar demikian ? 

Mengapa kita sekarang lebih peduli terhadap pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol untuk memperlancar pulang mudik Lebaran, tanpa terbesit dalam pikiran kita sedikit pun sebuah pertanyaan: "Sebenarnya aspal siapa yang digunakan untuk membangun semua infrastruktur jalan-jalan Tol di seluruh Indonesia tersebut" ?. Apakah kita sudah lupa atau memang kita tidak pernah tahu bahwa aspal yang digunakan untuk membangun infrastruktur jalan-jalan Tol di seluruh Indonesia itu adalah aspal impor ? 

Lebih miris lagi kalau ada orang yang mengatakan : "Aku tidak peduli aspal siapa yang digunakan. Yang lebih penting Lebaran tahun ini aku bisa bisa pulang mudik dengan lancar, dan tidak macet seperti tahun-tahun sebelumnya". 

Tetapi pertanyaannya sekarang adalah apakah Anda tahu apakah itu aspal Buton ? Mungkin orang-orang yang mengatakan: "Aku tidak peduli ini" adalah termasuk mereka-mereka yang lupa, belum tahu, atau bahkan memang sebenarnya tidak mengenal apa itu aspal Buton.

Aspal Buton adalah aspal alam yang berasal dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Sedangkan aspal yang digunakan untuk membangun infrastruktur jalan-jalan Tol di seluruh Indonesia adalah aspal minyak impor. Betul sekali, Indonesia masih mengimpor 1 juta ton aspal minyak per tahun. Jadi jalan-jalan tol yang mulus itu semuanya menggunakan aspal minyak impor. 

Mengapa membangun infrastruktur jalan-jalan Tol itu harus menggunakan aspal minyak Impor, dan bukan aspal Buton ? Ini pertanyaan yang bagus sekali.  Karena pada saat ini aspal Buton masih diproduksi dalam bentuk aspal granular, sehingga secara tehnis aspal Buton granular tidak dapat digunakan untuk jalan-jalan Tol.

 Lalu apa yang salah membangun infrastruktur jalan-jalan Tol dengan menggunakan aspal minyak impor, kalau secara tehnis aspal Buton granular memang tidak dapat digunakan ? Yang salah besar adalah seharusnya sejak dulu kita membangun infrastruktur jalan-jalan Tol dengan menggunakan aspal Buton sebagai aspal alam produksi lokal. 

Sebenarnya aspal Buton dapat digunakan untuk membangun infrastruktur jalan-jalan Tol. Tetapi aspal Buton ini harus diproses terlebih dahulu secara ekstraksi untuk memisahkan kandungan bitumennya dari dalam pori-pori batuan pengikatnya. 

Dengan demikian aspal Buton ekstraksi akan mempunyai kualitas yang setara atau bahkan lebih baik, dan mampu menggantikan aspal minyak impor tersebut untuk dapat digunakan dalam pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol. Kebanyakan orang pasti akan berpikir bahwa harga aspal Buton ekstraksi akan jauh lebih mahal dari pada harga aspal minyak impor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline