Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Phubbing di Kalangan Pemuda: Perspektif Kebudayaan Georg Simmel

Diperbarui: 9 Desember 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: inet.detik.com

Kemajuan teknologi saat ini banyak membantu individu dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran teknologi membuat hidup berjalan lebih efisien, salah satunya dalam hal berkomunikasi. Pada zaman dahulu orang-orang berkomunikasi hanya dengan tatap muka saja, tetapi tidak untuk sekarang. 

Hal tersebut dikarenakan sudah terdapat alat komunikasi yang tercipta dari adanya teknologi, yaitu smartphone. Smartphone memfasilitasi kita untuk berkomunikasi dengan siapa saja dan dimana saja tanpa berbatas ruang dan waktu. 

Namun, kehadiran alat berupa smartphone tidak hanya memberikan dampak yang baik. Smartphone memiliki kecenderungan membuat penggunanya terpisahkan dari dunia nyata, fenomena ini disebut phubbing.

Phubbing merupakan tindakan individu mengacuhkan orang lain yang ada di sekitarnya dan hanya berkonsentrasi pada smartphone mereka. 

Fenomena phubbing ini sendiri cenderung tidak disadari oleh pelakunya, sebab dianggap sebagai perilaku yang biasa dan umum. Phubbing berakibat pada perubahan perilaku individu terhadap orang-orang disekitarnya. 

Hal terburuk yang akan terjadi pada pelaku phubbing adalah dijauhi dan tidak akan diikutsertakan lagi dalam proses sosial. Sejumlah penggunanya seringkali lupa akan sikap saling menghargai ketika terlibat berbicara, mengesampingkan etika dalam sebuah hubungan, mengabaikan lawan bicara akibat terlalu fokus pada smartphone-nya. 

Tidak perduli itu pasangan, keluarga, ataupun teman. Contohnya ketika hendak makan bersama kemudian semua orang menjadi sibuk memotret makanan untuk dapat mengunggahnya ke media sosial.

Fenomena phubbing sangat marak terjadi di masa sekarang, terutama di kalangan pemuda sebagai presentase pengguna smartphone terbanyak dan paling aktif. Sebuah survei terbaru yang ditujukan kepada pemuda berusia 15-18 tahun, hasilnya sebanyak 52.3% dari mereka menggunakan smartphone secara berlebihan.

Pemuda rata-rata menghabiskan waktu 8 jam 51 menit untuk menggunakan smartphone-nya, meliputi streaming video, mendengarkan musik, dan mengakses internet. Banyak dari mereka berpikir bahwa smartphone adalah hal terpenting melebihi apapun yang harus ada di sisi mereka, dimana pun mereka berada.

Kuantitas phubbing tumbuh secara dramatis dari tahun ke tahun dan menyebabkan berbagai masalah, seperti merusak kesehatan fisik dan mental serta mempengaruhi kemampuan pemuda dalam komunikasi sosial khususnya terkait hubungan interpersonal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline