Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Renungan Desember

Diperbarui: 2 Desember 2021   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Renungan Desember (Sumber: Pixabay)

Tahun 2021 sudah hampir usai, ditandai dengan hari ini, awal Desember 2021. Bulan depan kita akan melihat angka tahun yang baru di belakang bulan Januari. Wow, such a fast moment of 2021. Seperti juga tahun sebelumnya, 2020, saya merasa baru dihenyakkan sebentar di tahun ini. Dan tiba-tiba harus menyongsong tahun yang baru lagi. Seperti sebelumnya, saya kembali sejenak membuat renungan Desember di pengujung tahun.

Apakah harus kita salahkan pandemi untuk waktu yang berlalu secepat angin? Ya, kadang-kadang saya ingin menyalahkan pandemi dan kebijakan stay at home, yang membuat semuanya menjadi berubah. 

Atau kita yang belum terbiasa untuk berlari mengejar waktu yang semakin laju? Itulah perasaan saya, waktu seolah berputar lebih cepat sekarang ini. Entah ada yang merasa sama atau tidak, tapi saya merasa sehari tidak lagi terdiri dari 24 jam. Mungkin lebih cepat. Belum ini belum itu, tiba-tiba telah tiba waktu tidur. Dan belum nyenyak tidur, tiba-tiba harus bangun dengan perasaan yang masih tertinggal di alam mimpi.

Ada yang merasa sama?

Mungkin kau terlalu mengejar dunia, bisik suara hati.

Mungkin kau terlalu berambisi mengambil semua kesempatan.

Mungkin kau serakah terima job sana, job sini, dan lengah atas diri yang tak lagi setangguh dulu.

Diri yang tak lagi dapat diajak bermain multifungsi, diri yang mulai menuntut agar semua kegiatan berjalan penuh fokus, satu-satu, dan pelan-pelan saja.

Pelan, diresapi, dihayati, hingga tak cuma hasil saja yang diperoleh, tapi hasil yang sempurna. Hasil yang ada ruhnya! Hasil yang mengutamakan kualitas, bukan sekadar kuantitas.

Mungkin itu jawabannya. Pandemi telah menghasilkan kaum rebahan yang tertarik pada semua yang ditawarkan oleh gadget. Lalu semua itu dituruti, dan di saat waktu telah kembali pada putarannya - yang sebenarnya tak pernah berubah dari masa ke masa - lalu tiba-tiba kau merasa waktu berlalu demikian cepat.

Mungkin, ini saatnya kita perlu menginjak rem.

Dan di atas semua usaha, jangan lupa tuk selalu menyisipkan doa.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline