Lihat ke Halaman Asli

Indah Destriani Rahayu

Hanya manusia biasa.

Candi Sambisari, Wisata Bersejarah Unik yang Jarang Diketahui Wisatawan

Diperbarui: 24 Mei 2022   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompleks Candi Sambisari (dokumentasi pribadi)

Memiliki julukan kota pelajar, selain terkenal dengan wisata alam dan kulinernya, Yogyakarta juga terkenal dengan banyaknya wisata sejarah seperti candi dan peninggalan-peninggalan lainnya.

Yogyakarta memiliki banyak sekali peninggalan Candi, salah satunya Candi Prambanan yang sudah dikenal lebih dulu sebagai tempat wisata bersejarah oleh banyak orang. Ada juga candi-candi lain seperti Candi Sambisari yang juga dijadikan tempat wisata bersejarah di kota pelajar ini.

Candi Sambisari ini terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Letak candi ini berada 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ke arah timur laut, disebelah utara jalan utama antara Yogyakarta dan Solo.

Menurut R. Soekmono, dari segi arsitektur Candi Sambisari ini dapat digolongkan pada candi yang dibangun pada abad ke-8 Masehi. Namun berdasarkan batu isian yang digunakan yang berupa batu padas, pendirian Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 Masehi (sekitar 812-838M). 

Pendapat ini didukung dengan ditemukannya lempengan emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boecharai menyimpulkan bahwa tulisan tersebut berasal dari sekitar abad ke-9 Masehi. Prasasti tersebut memiliki huruf jawa Kuna yang berbunyi Om siwa sthana yang memiliki arti Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi dewa siwa.  

Candi Sambisari ini pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang mencangkul sawahnya. Petani tersebut merasakan cangkulnya menghantam sebuah benda yang keras, setlah digali lebih dalam ternyata ada sebuah batu patahan berhiaskan pahatan. 

Berdasarkan laporan dari seorang petani inilah Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan peneletian dan penggalian. Hasil dari penelitian, pada tahun 1966 ditetapkan bahwa dilahan tersebut terdapat reruntuhan sbeuah candi yang terpendam oleh rimbunan pasir dan batu yang dimuntahkan oleh Gunung Merapi pada tahu  1906. Selanjutnya dilakukan rekontruksi dan pemugaran pada candi ini yang selesai pada tahun 1987.

Candi Sambisari ini dapat dikatakan sebagai salah satu candi yang unik, karena candi ini terletak 6,5 meter dibawah permukaan tanah, sehingga candi ini tidak terlihat dari kejauhan. Menurut sejarah, dahulu permukaan tanah disekeliling Candi Sambisari ini tidak lebih tinggi dari lahan datar tempat candi ini berada, namun tanah pasir dan bebatuan yang terbawa oleh letusan Gunung Merapi pada tahun 1006 telah menimbun daerah itu. Akibatnya, Candi Sambisari ini ikut terbenam dalan timbunan tanah, sehingga saat ini posisinya menjadi lebih rendah permukaan tanah yang ada disekelilingnya.  

Foto Penulis saat mengunjungi Candi Sambisari (dokumentasi pribadi)

Kompleks Candi Sambisari ini dikelilingi oleh dua pagar. Halaman luar candi memiliki luas 50 x 48 meter dengan dikelilingi oleh pagar batu yang rendah. Sedangkan halaman dalam dikelilingi pagar batu setebal 50 centimeter dengan tinggi sekitar 2 meter. Masing-masing sisi pada Candi Sambisari ini terdapat pintu masuk tanpa gapura tau hiasan lain.

Candi Sambisari ini terdiri atas satu candi utama dan tiga candi perwara. Candi utama yang menghadao ke arah barat ini kondisinya relatif utuh, sedangkan ketiga candi perwara yang lewaknya berhadapan dengan candi utama saat ini hanya baturnya saja yang tersisa. Masing-masing candi perwara ini berdenah dasar bujur sangkar yang memiliki luas 4,8 meter persegi.

Candi utama Candi Sambisari ini memiliki ketinggian 7,5 meter sampai puncak. Tubuh candi terdiri atas batur yang berdenah dasar bujur sangkar seluas 13,65 meter persegi dengan tinggi sekitar 2 meter. Tubuh candi utama ini juga memiliki denah dasar bujur sangkar dengan luas 5 meter persegi. Selilih luas batur dengan tubuh candi ini membentuh sebuah selasar yang dilengkapi langkan setinggi 1,2 meter. Tingginya langkan ini menyebabkan tubuh candi tidak terlihat dari luar dan hanya ujungnya tau atapnya saja yang menyembuh ke atas, sehingga menimbulkan kesan tambun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline