Lihat ke Halaman Asli

Ina Purmini

ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menjadi Pribadi yang Tangguh, karena Ibu

Diperbarui: 1 Desember 2020   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ibu diantara anak dan cucu.dokpri)

Sosok seorang ibu pastilah sangat berkesan, berpengaruh dan menginspirasi buat anak-anaknya, sebab ibulah yang pertama kali memberi kehidupan dan kehangatan sejak dalam kandungan. 

Tak sedikit ibu yang memaksakan diri untuk tetap makan dan minum yang tidak disukai misalnya susu ataupun berbagai macam vitamin selama kehamilan, dengan harapan janin dalam kandungannya memperoleh asupan gizi maksimal sehingga tumbuh kembang janin normal dan sehat. 

Demikian pula saat kelahirannya, ASIlah yang menjadi asupan makanan pertama bagi bayi dan ibu kembali harus makan makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayinya agar tetap sehat, tumbuh dan berkembang optimal. 

Demikian seterusnya hubungan ibu dan anak tentulah sangat dekat, sehingga sosok ibu tentu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, termasuk dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai.

Demikian pula dengan ibu saya. Beliau bukanlah tipe ibu yang cerewet dan banyak memberikan wejangan kepada anak-anaknya, tetapi lebih memberikan contoh sikap dan perilaku, yang tanpa sadar tentu diikuti oleh anak-anaknya. Beberapa nilai yang membekas bagi saya dan membentuk pribadi dengan karakter seperti sekarang ini, diantaranya adalah :

1. Ketaqwaan 

Ibu sangat tekun dan taat dalam menjalankan ibadah agama yaitu sholat, puasa dan zakat. Sejak kecil saya menyaksikan hal tersebut, bahkan ibu juga berpuasa di hari-hari kelahiran anaknya dalam kalender jawa (weton), misalnya untuk saya yang wetonnya Minggu Pon, maka setiap Minggu Pon ibu berpuasa. Sebagai orang Jawa ibu percaya bahwa manusia harus bisa hidup 'prihatin' untuk kemulyaan hidup, disamping meyakini bahwa pada saat puasa maka do'a yang dipanjatkan akan dikabulkan.

Dan sayapun merasa bahwa kehidupan saya dari kecil hingga sekarang ini telah berkeluarga dengan 3 anak, rasanya lancar tanpa ada permasalahan yang berarti disebabkan bukan hanya semata-mata usaha saya, tetapi lebih dari itu adalah do'a ibu. 

Saya sangat merasakannya saat di bangku kuliah (S-1), dimana saat itu banyak  teman-teman begitu sulit menyelesaikan skripsi entah judul yang tidak segera disetujui, dosennya sering tidak ada di tempat, perbaikan yang tidak kelar-kelar, dan sebagainya, tetapi saya rasakan untuk saya semua proses penyusunan skripsi sampai ujian akhir terasa sangat lancar dan bahkan memperoleh nilai A. 

Saya merasa usaha saya tidak terlalu 'wow' juga, hanya sekedar mengikuti proses/alur yang harus ditempuh, namun nyatanya semuanya berjalan lancar jaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline