Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Melihat Cinta dari Film Mohabbatein

Diperbarui: 28 Juni 2022   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IMDb.com

Siapa yang tak tau film legendaris yang satu ini. Film yang kerap ditayangkan di stasiun televisi Indonesia ini telah memiliki tempat dihati para penontonnya terutama yang hobi dengan film bollywood. 

Saya yang sudah sering menonton film ini pun tak merasa bosan untuk terus menonton dan bahkan masih sering meneteskan air mata karena terbawa alur ceritanya. 

Karena terbiasa menonton saya jadi hafal lagu-lagunya. Apalagi saat sedang bekerja saya tak pernah luput untuk memutar lagu-lagu yang mengisi film tersebut.

Saya sengaja ingin menulis ulasan tentang film ini. Sebab agar terdokumentasi secara naratif. Selain itu juga sebagai media untuk mengembangkan hobi yang tengah saya gandrungi ini. Tulis menulis. 

Film ini mengisahkan tiga orang murid yang mengambil studi di sekolah Gurukul yang tengah jatuh cinta. Gurukul merupakan sekolah yang menjunjung tinggi kedisiplinan dan sangat patuh terhadap kepala sekolahnya. 

Tak ada yang berani dengannya apalagi membantah setiap perkataannya. Sekolah yang hanya memfokuskan pada belajar. Tak ada hal lain selain belajar. Jika tak patuh, maka konsekuensinya adalah dikeluarkan secara tak hormat.

Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang bermaksud hendak melamar pekerjaan menjadi pengajar disana. Ia menawarkan diri menjadi guru musik. Gurukul sendiri tak pernah ada pelajaran musik. 

Oleh sebab itu Narayan Shankar sebagai kepala sekolah mencoba memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada pemuda ini apakah ada murid yang ingin belajar musik. Tak disangka dengan kepiawaiannya memainkan biola, akhirnya beberapa murid tertarik. Kelas pun menjadi penuh dan ramai.

Awal perkenalannya kepada para murid ia tunjukkan dengan berbicara soal cinta. Padahal ia sendiri tau bahwa di sekolah Gurukul terkenal mitos jika ketahuan berbicara cinta maka harus siap menerima konsekuensinya. 

Tak akan ada sekolah maupun tempat bekerja yang mau menerima murid yang dikeluarkan Gurukul secara tak hormat tersebut. Maka saat pemuda ini berbicara cinta semua murid tak ada yang merespon kecuali tiga orang pemuda, Samir, Viki, dan Karan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline