Lihat ke Halaman Asli

Iman Haris

Tukang Ngopi

Engah yang Membuat Jengah

Diperbarui: 21 Februari 2025   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukatani (Sumber: X/@komikazer)

Dua anak muda, seorang laki-laki dan seorang perempuan, berbicara di depan kamera. Keduanya berdiri dengan gontai dan wajah tampak pucat. Meski berusaha terlihat tenang, si gadis tak bisa menutupi keresahannya---raut ketakutan sesekali tersirat di wajahnya.

Menyaksikan video permintaan maaf yang diunggah pada akun Instagram mereka, Kamis (20/02/2025), sulit membayangkan jika keduanya adalah personel band punk.

Sukatani, nama yang unik sekaligus nyentrik untuk sebuah band. Grup musik asal Purbalingga, Jawa Tengah, ini terdiri dari dua personel: Al pada gitar dan Ovi sebagai vokalis. Lirik lagu-lagu mereka sarat kegusaran, terutama lagu Bayar Bayar Bayar yang lugas melantangkan fenomena suap "oknum" kepolisian---topik yang selama ini lebih sering menjadi bisik-bisik di warung kopi.

Meski disuarakan di atas panggung, bagaimanapun suara mereka tak ubahnya engah di tengah hingar arus musik utama. Jelas, nama Sukatani masih kalah tenar dibanding Ade Astrid atau Arlida Putri.

Lalu, apa yang membuat mereka tiba-tiba meminta maaf dan menarik lagu itu dari peredaran?

Entah apa yang sebenarnya terjadi hingga keduanya merekam video permintaan maaf dengan wajah lesu seperti itu. Mereka memang mendaku bahwa pernyataannya disampaikan "dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari pihak mana pun." Namun, lebih dari itu, video tersebut tampak terarah, tertata, dan disampaikan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Banyak pihak menyayangkan hal ini, meski sambil tetap menyuarakan dukungan. Lagi pula, bukankah kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat dilindungi undang-undang?

Menurut Ketua Koalisi Seni Indonesia, Irawan Karseno, permintaan maaf grup Sukatani kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang disertai penarikan lagu Bayar Bayar Bayar dari semua platform, menunjukkan adanya ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

"Dari pernyataan (Sukatani), sepertinya ada intimidasi, tapi tidak tahu persis karena belum bertemu. Siapa yang melakukan?" ungkapnya kepada Tempo (20/02/2025).

Jangan-Jangan ...

"He said, kill them before they grow!" Tiba-tiba, penggalan lirik Bob Marley itu melintas di pikiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline