Lihat ke Halaman Asli

Imam Cahyono

Menulis berdasarkan keresahan, ketertarikan, keliaran dalam berimajinasi dan berargumentasi

Touring dan Komitmen Kebersamaan

Diperbarui: 8 April 2021   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alkisah dalam sebuah Scooter/Vespa Touring, ada seorang rider yang tertinggal dalam rangkaian konvoi disebabkan trouble mesin tunggangannya. Sesuai komitmen yang telah disepakati, bagi kendaraan yang mengalami trouble harus berhenti dulu untuk memperbaiki kendaraannya dan touring harus tetap berjalan sesuai rencana. Riders lain yang tidak mengalami trouble dapat melanjutkan perjalanan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan dengan mengatur batas kecepatan kendaraan.

Pada situasi demikian, bagi riders sejati terlebih para riders dalam kultur "Anak Vespa" yang begitu kental darah solidaritas dan kebersamaannya akan terasa berat melepas sahabat rider yang harus terhenti sementara dalam perjalanan untuk memperbaiki kendaraannya. Realitas tersebut di sisi lain akan menimbulkan ekspresi kebesaran jiwa dari Rider yang tertinggal akibat mengalami trouble mesin kendaraan tunggangannya, dengan berbesar hati dan lazimnya walau sejujurnya berat hati terus menyemangati Riders lainnya untuk melanjutkan perjalanan dan meninggalkannya guna mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Setelah semuanya saling menyemangati, situasi pun kembali berjalan normal dengan harapan Riders yang mengalami trouble kendaraannya dapat melanjutkan perjalanan menyusul konvoi touring yang ada di depan. Sebuah kebahagiaan biasanya akan "pecah" tercipta ketika rider yang mengalami trouble kendaraannya dapat melanjutkan perjalanan, menyusul dan berjalan beriringan kembali dalam rangkaian konvoi touring menyusuri kelak-kelok dan naik turunnya jalan, sambil menikmati keindahan alam yang tersaji sampai di tempat destinasi yang dituju serta pulang bersama dalam keadaan selamat.

Ilustrasi touring di atas menyiratkan komitmen kebersamaan yang kental di dalamnya dan sekiranya kondisi tersebut terjadi pada kehidupan sosial kita, di tengah keluarga kita, di lingkungan kerja kita maupun pertemanan dan persahabatan kita, alangkah damai dan indahnya dunia ini terasa. Sebuah kebersamaan yang hakiki yang tersirat dari sebuah perjalanan pertemanan dan persahabatan dapat meluruhkan ego dan ambisi pribadi. Maka tak berlebihan ketika sebait pantun menutup tulisan ini : "Tertinggal bukanlah sebuah musibah, Melaju sendiri tidaklah begitu indah, Maju bersama adalah Muamalah, Kerukunan dalam kebersamaan adalah ibadah".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline