Lihat ke Halaman Asli

Ilya Ainur

Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

Hebatnya Seorang Ibu Dalam Menyiapkan Hidangan Lebaran

Diperbarui: 13 Juni 2018   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu begitu cepat berlalu ya teman-teman. Tak terasa dua hari lagi ramadhan akan pergi dan kita akan meraih hari kemenangan dihari raya idul fitri. Setiap orang antara satu dengan yang lainnya berbeda dalam memaknai hari raya idul fitri. Katanya di mana semua orang sama menjadi suci atau kembali suci kembali sesuai kata fitrinya tersebut yakni kembali fitrah.

Semoga saya dan para pembaca semua juga termasuk kepada orang-orang yang akan meraih kemenangan dan kembali suci amiin. Semoga juga kita akan dapat bertemu dengan ramadhan bulan yang penuh berkah dan penuh dengan kabahgiaan ini ditahun mendatang amiin. Karena umur orang tak ada yang tahu akan sampai kapan sampainya.

Ohya, ngomong-ngomong soal hari raya idul fitri atau sering akrab kita sebut lebaran idul fitri, banyak sekali serba-serbi lebaran. Dari mulai menyiapkan berbagai makanan dan minuman khas untuk lebaran yang salah satunya ketupat dan opor ayam. Atau ada juga yang menyiapkan beberapa potong baju baru untuk hari lebaran nanti. 

Ada yang menata ulang ruangan rumahnya, mengecat ulang dan masih banyak lagi yang orang lakukan atau persiapkan menjelang hari lebaran. 

Serta banyak pengorbanan pula yang ditempuh tuh untuk menjelang lebaran tersebut. Yah salah satunya macet ketika mudik, desek-desekan ketika belanja baju lebaran, panas-panasan ketika menelusuri setiap toko, berjuang di dapur untuk para ibu-ibu mungkin kalau yang satu ini mah ya dan masih banyak lagi. Nah pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang perjuangan ibu-ibu di dapur saat sebelum lebaran atau menjelang hari raya lebaran.

Akan ada makanan aneh, kue-kue aneh yang biasanya dihari biasa kita jarang menemukannya yah salah satunya ketupat, opor atau kalau kue mungkin akan ada kue nastar dan kue-kue favorit lainnya. Dan ini tidak akan hadir tanpa adanya perjuangan seorang ibu yang beji baku di dapur. 

Ibu-ibu akan sangat sibuk menghadapi hari lebaran apalagi h-5 lebaran. Akan banyak olahan yang diolah, masakan yang dimasak dan lainnya. Begitupun dengan mamah saya. Beliau salah satu ibu-ibu yang sibuk di dapur ketika menjelang hari lebaran. Biasanya mamah saya tidak buat sendiri kue-kue lebaran seperti nastar dan kawan-kawannya mamah memilih membelinya. 

Kalo makanan yang dibeli tadi mungkin tonggal dimasukkan ke dalam toples kalo belinya kantongan atau tinggal ditata di meja kalau belinya sudah dalam kemasan toples. Tapi meski kue dibeli mamah tetap sibuk di dapur karena biasanya mamah akan memasak makanan tradisional sunda (karena kebetulan kami asal dari sunda tepatnya di Tasikmalaya). 

img-20180613-151350-5b20dd63dd0fa816a07d4146.jpg

Adapun makanan yang telah mamah saya siapkan setiap tahunnya dan makanan tersebut wajib dan kudu ada setiap hari lebaran diantaranya adalah rengginang, tumpi (gorengan), saroja, kue sagon,kue bolu dan kue sprit. 

Mamah saya tidak sendirian dalam menyelesaikan semua pekerjaan dapur tadi, karena mamah dibantu oleh beberapa orang tetangga dan dibantu oleh saya tentunya. Kemarin saya punya ilmu baru loh yaitu cara membuat saroja cukup menguras kesabaran dan ketelatenan loh guys karena gak mudah bikinnya. Akhirnya saya punya ilmu baru dan ilmu tersebut bisa saya turunkan ke anak cucu saya. 

Saya suka khawatir saja kalo makanan tradisional yang se but tadi tidak ada penerusnya. Hebat pokonya mamah saya dan ibu-ibu yang lainnya sedari pagi sudah sibuk di dapur demi menghidangkan makanan terbaiknya ketika lebaran nanti. Tentunya untuk dinikmati sekeluarga dan tamu yang nanti akan bertandang ke rumah kami. 

Ohya ada satu pelajaran yang saya ambil setiap tahunnya dari mamah saya. Mamah biasanya membuat dalam partai besar dalam artian banyak yah guys. Dan itu bukan untuk dimakan sendiri oleh keluarga saya tapi biasanya mamah punya kebiasaan membagikan makanan tadi yang saya sebutkan untuk sanak saudara. Dan mamah mengajarkan saya bahwa yang namanya berbagi bisa dalam bentuk apapun sesuai kemampuan kita tak usah yang mewah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline