Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

BTS, Ngocok Perut Lewat Podcast Ndopok Banyumasan

Diperbarui: 21 Mei 2021   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kiri ke kanan, Afton Brewok, Somad, Braham Faola dalam acara podcastnya. foto: Instagram @Somad_BTYPT

Maksud dari tulisan ini adalah bahwa grup bernama Bintang Tamu Selanjutnya (BTS) memiliki channel YouTube. BTS yang terdiri atas Afton Brewok, Braham Faola, dan Somad, ndopok alias ngobrol pakai bahasa Banyumasan. Klaimnya, mereka adalah yang pertama melakukan podcast ndopok Banyumasan. Aksi mereka mengocok perut bisa dilihat di channel "bintang tamu selanjutnya" di YouTube.  

***

Beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan Aris Darmasyah, salah satu personel BTS. Lelaki yang beken dengan nama Somad ini berbicara panjang lebar soal hasrat dan ide-idenya. Dengan tembakau di tangan kanan dan kopi di tangan kiri, dia memperlihatkan ekspresi yang serius. 

Bibirnya tak henti bergerak. Sesekali dia tersedak karena asap dan kopi bertarung di tenggorokannya. "Ini adalah risiko seorang pemikir," katanya lalu terkaget-kaget. Kenapa kaget? Karena dia pun juga heran mengapa bisa mengucapkan pernyataan itu. 

"Sesuatu yang tak pernah kuduga," katanya juga sembari terkaget. Kenapa terkaget? Alasannya sama seperti alasan yang pertama. 

Dia mengawali dengan berbicara tentang paradigma Administrasi Negara versi Nicolas Henry. Tentu bukan hal yang aneh ketika Somad berbicara soal Administrasi Negara atau yang saat ini dinamakan Administrasi Publik. Sebab, dia adalah lulusan Administrasi Negara Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Lalu dia bicara apa soal Nicolas Henry? Kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat mengagumkan. Entah setan apa yang merasukinya hingga bisa sebrilian itu. Dia bisa menjelaskan dengan jernih lima paradigma Nicolas Henry, dari mulai dikotomi Administrasi Negara dengan Politik sampai Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara. 

Usai bicara soal ilmu yang pernah dia selami, Somad seperti menahan bara. Wajahnya memerah, mulutnya menahan asap dan kopi yang telah tertelan. Raut mukanya benar-benar seperti bandar yang kalah judi. Kecut. 

Berdiri agak merunduk, dia menahan perutnya. "Aku tak kuat, ingin buang hajat. Mau ikut?" katanya menawariku.

"Pantesan dari tadi aku membaui hal yang tak enak," batinku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline