Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Jalan, Kendaraan, Parkir, Sawah, Lahan, dan Keruwetan

Diperbarui: 14 April 2021   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. foto: kompas.com/alsadad rudi

Seorang pejabat di sebuah daerah bilang bahwa lahan parkir kurang luas. Bukan karena apa-apa, tapi karena kendaraan makin banyak. Jalan pun terlihat penuh dengan kendaraan. Sebab, semakin hari semakin banyak kendaraan.

Kalau kendaraan makin banyak, kemudian membuat solusinya adalah menambah area parkir. Kalau kendaraan makin banyak, solusinya adalah memperlebar jalan. Menambah area parkir dan memperlebar jalan tentu saja mengorbankan lahan.

Ada yang dulunya area sawah, kemudian disulap menjadi jalan. Walau tak semuanya, tapi sebagian sawah menjadi jalan, untuk mengakomodir kendaraan yang makin banyak. Oiya kendaraan makin banyak karena memang sekarang makin mudah untuk membeli kendaraan.

Sawah hilang salah satunya karena disulap jadi jalan. Bayangkan, kalau kendaraan terus tumbuuh, maka makin banyak lahan yang dibutuhkan untuk parkir dan untuk pelebaran jalan. Sawah hilang dan area untuk tanaman hilang karena kendaraan yang makin banyak itu. Kalau sawah atau area tanam berkurang, maka ada permaafan untuk ekspor beras dan lainnya. Susah ya?

Lalu pikirannya diubah. Kenapa tidak kendaraannya saja yang dibatasi? Misalnya, produksi kendaraan dibatasi. Kalau kendaraan dibatasi, tentu pengurangan lahan untuk memperlebar jalan dan membuat parkir tak lagi masif.

Tapi kalau produksi industri otomotif dibatasi, tentu akan berdampak pada tenaga kerja. Tenaga kerja yang sudah banyak itu harus dikurangi karena ada pengurangan produksi. Bengkel yang sudah menjamur di mana-mana itu, tentu akan mulai sedikit pelanggan, karena sedikitnya pertambahan kendaraan.

Pengangguran meledak karena ada penghentian atau pengurangan produksi otomotif. Tidak dipungkiri bahwa negeri kita adalah negeri yang banyak penduduknya. Tiap penduduk butuh sandang, pangan, papan untuk hidup. Industri adalah salah satu jalan yang paling diburu banyak pemimpin untuk bisa memberi lapangan kerja pada penduduk. Lapangan kerja di dunia industri akhirnya bisa memberi sandang, pangan, papan bagi penduduk.

Jadi memang tidak mudah ngurus Indonesia itu. Di satu sisi ada yang kencang bicara ekonomi dan kesejahteraan, tapi di sisi lain ada yang bicara keberlangsungan dan lingkungan.

Gambaran-gambaran yang sering saya lihat adalah, usaha-usaha kecil sporadis. Di satu sisi ada yang menggenjot ekonomi dengan efek kerusakan lingkungan. Di sisi lain, menggelorakan lingkungan bersih dan sehat.

Usaha-usaha kecil yang diiringi tentang dunia yang pasti akan makin rusak, makin tua, makin renta, makin berbahaya. Lalu apa kesimpulannya? Tidak ada. Aku hanya ingin bicara bahwa di tengah keruwetan dan keniscayaan tentang dunia yang renta dan makin rusak, jangan ada yang merasa benar sendiri lalu berkoar menyalahkan yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline