Lihat ke Halaman Asli

Ilham Nasrullah

Muhammad Ilham Nasrullah

My Currently 1216

Diperbarui: 10 Februari 2019   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu selalu bersamaan,  selalu disambut dengan hembusan angin petang yang di ikuti angin malamnya..  

Entah knapa seketika seakan ku terhempas pada ingatan2 masalau yang mendalam, perasaan kasih sayang mulai dari sang pendahulu2, Bunda ku,  Papah..  Kakek dan nenek. 

Kurasa,  jiwa kami terhubung..  Meski jasad tak mampu bertemu.. (lagi)  di dunia ini (kepada para pendahulu).

Dan hal ini akan terbiasa aku alami setiap saatnya,  bahkan ketika angin kedua berhembus,  yang ketigapun ikut melengkapi..  

Saling sahut menyaut. Berlomba lomba, memberikan rasa yang begitu dalamnya pada tiap ingatan.. Begitu hangat dan mesra. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline