Lihat ke Halaman Asli

ikrom gemilang

PRIA Penyuka Sate

Ketika Sekularisme dan Teokrasi Kalahkan Pancasila

Diperbarui: 6 Juli 2020   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Istilah playing victim yang dihembuskan Politikus PDIP Zuhairi Misrawi kepada Partai Demokrat menandakan koalisi pemerintah tersudutkan atas usulannya mempertahankan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang kemudian nomenklatur menjadi RUU Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP).

Bahkan, politisi partai yang katanya berpihak kepada wong cilik ini menyalahkan sekaligus menyerang Partai Demokrat karena dianggap mengalihkan isu dari RUU HIP atau PIP yang diusulkan oleh PDIP.

Saya dan seluruh rakyat Indonesia mungkin memiliki penilaian yang sama. Demokrat tidak pernah memainkan kartu politik karena sedari awal sudah menolak RUU HIP. Lagipula sudah rahasia umum bahwa PDIP adalah inisiator RUU HIP.

Cinta pancasila yang begitu digembor-gemborkan oleh Pemerintah seakan hilang begitu saja. Tak tampak, apalagi cenderung melemahkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila yang terdapat di Pancasila dengan adanya RUU HIP atau PIP tersebut.

Sebagai warga Nahdatul Ulama, tidak semestinya Zuhairi bercakap demikian. Kita semua tahu bila partai berlambang benteng moncong putih itu partai yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila.

Namun, rakyat secara tidak langsung menyadari itu semua hanya langkah politis semata. Kalau dia tidak terima, kenapa tidak sekalian komplain kepada MUI, NU, Muhammadiyah, organisasi lintas agama, akademisi dan forum purnawirawan yang menolak RUU HIP.

Zuhairi yang akrab dipanggil Gus Mus tentu sangat paham mengenai ajaran agama Islam. Sangat bertolak belakang bila Negara Kesatuan Republik Indonesia jauh dari kata Sekularisme. Tidak sesuai dengan istilah yang sering beliau hembuskan ke publik mengenai Teokrasi.

Kalau begitu maka menimbulkan pertanyaan, lebih seram mana antara sekularisme atau Teokrasi?

Bila kita lihat representative dari Sekularisme dan Teokrasi maka dua-duanya bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Teokrasi sendiri memiliki arti dimana negara menganggap bahwa konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya ialah berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Sedangkan Sekularisme memiliki arti, ideologi yang menyatakan sebuah Negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Artinya, pemerintah tidak lagi memasukan agama atau kepercayaan dalam membuat serta memutuskan suatu kebijakan untuk kedepannya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline