Lihat ke Halaman Asli

Kunjungan Virtual Museum Sangiran sebagai Media Pembelajaran Sejarah di Sekolah

Diperbarui: 12 Desember 2022   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi manusia, tidak terkecuali dunia pendidikan. Menjadi seorang guru harus bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dibutuhkan inovasi dan kreasi dari guru untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran. 

Sebagai seorang guru harus mampu merancang dan mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media maupun aplikasi baik online maupun offline untuk mendukung proses pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Menurut Daryanto (2010) menjelaskan bahwa media pembelajaran peranannya sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu memberi kesan yang baik dalam bidang media pembelajaran karena mengintegrasikan teks, audio, animasi, grafik dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih dinamis. Namun yang lebih penting ialah pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan menghasilkan ide-ide untuk proses pembelajaran.

Hal serupa juga disampaikan oleh Hamalik (2016:19) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membangkitkan minat, hasrat, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan mendatangkan pengaruh psikologis yang baru terhadap siswa. Kunjungan Virtual Museum bisa dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran sejarah yang mudah karena dapat diakses dari jarak jauh. 

Museum virtual adalah badan digital yang mengacu pada karakteristik museum dalam meningkatkan atau menambah pengalaman museum secara personisasi, interaktivitas dan kekayaan konten. Museum virtual dapat berfungsi sebagai jejak digital dari sebuah museum fisik atau dapat bertindak secara independen, dengan tetap mempertahankan status otoritatif seperti yang diberikan oleh Dewan Museum Internasional (ICOM).

Banyak museum-museum di Indonesia yang mengadakan Visual Tour Museum salah satu contohnya adalah Museum Sangiran di Sragen Jawa Tengah. Museum Sangiran merupakan museum yang memberikan gambaran kehidupan manusia pada masa lampau jauh sebelum manusia di Indonesia mengenal tulisan. Ketika mengunjungi Museum Sangiran secara virtual pengunjung dapat melihat 360 derajat seisi museum sehingga bisa merasakan seperti berada disana secara langsung. Ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran sejarah untuk materi corak kehidupan masa praaksara agar peserta didik dapat lebih memahami gambaran secara langsung kehidupan manusia praaksara di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline