Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Dr. Martens, dari Sepatu Kelas Pekerja Menjadi Ikon Budaya Populer yang Tak Lekang oleh Masa

Diperbarui: 12 Oktober 2021   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seri sepatu Dr. Martens X The Who, koleksi sepatu Dr. Martens sebagai pengingat peristiwa mulai dikenalnya Dr. Martens di kalangan penggemar band Inggris. Sumber: Kompas.com

Ada beberapa sepatu yang ditakdirkan menjadi ikon budaya populer di dunia ini, salah satunya adalah sepatu boots Dr. Martens atau kerap disebut docmart.

Ya, sepatu ini dulu pernah membuat saya ngiler tujuh ember.  Ingin sekali memilikinya namun apa daya bisanya beli sepatu Warrior dan sendal jepit Swallow, haha

Docmart itu mahal, dulu harganya bisa sampai ratusan ribu dan gak di sembarang toko ada.  Bandingkan dengan harga sepatu kets dalam negeri yang dibanderol seharga 35 ribu rupiah saja.

Saya sendiri mengetahui sepatu ini dari majalah Gadis.  Iyak, gini-gini juga dulu mah langganan majalah cewek, eheheh. Bila tak salah ingat zaman itu model-model yang sering nampang adalah Bucek Depp, Cornelia Agatha, Ari Sihasale, dan Loemongga.  Dan sesi sepatu docmart itu nongol saat para model mengenakan kostum bertema Grunge.  

Ya, saya tahu Docmart saat aliran musik grunge naik ke permukaan pada tahun 90-an. Salah satu ikon grunge yang kerap tertangkap kamera menggunakan sepatu berbahan kulit dan sol berbantalan udara itu siapa lagi kalau bukan vokalis kesayangan, Eddie Vedder.

Eddie Vedder|Tumbler - Doc Marten Heaven

Walaupun terkenal di tahun 90-an, nyatanya cikal bakal docmart telah diciptakan sejak tahun 1945 oleh Dr. Klaus Martens, seorang tentara yang mengalami patah kaki ketika bermain ski.

Nah, selama pemulihan kakinya tersebut, Dr. Martens merasa tak ada sepatu yang enak dipakai, oleh karena itu dengan heroiknya, sang dokter berusia 25 tahun itu membuat sepatunya sendiri dengan material sol berbantalan udara.  

Dari membuat sepatu untuk keperluan pribadi, ia pun terpikir untuk memperkenalkan kepada khalayak luas.  Nah, dengan bermodalkan sepatu tentara terakhirnya dan sebuah jarum, ia pun membuat prototipe sepatu dan menyerahkannya kepada seorang teman lamanya yang seorang insinyur mesin, Dr. Herbert Funck.

Dr. Klaus Martens dan Herbert Funck|Northamptonshoes

Jiwa bisnis duo ini mengantarkan mereka menjadi produsen alas kaki inovatif di Munich dengan memanfaatkan karet dan perlengkapan militer bekas pakai pada tahun 1947.  Sol produksi mereka yang empuk membuat alas kaki ini langsung populer di kalangan ibu rumah tangga dan para wanita dewasa.

Bisnis mereka pun mulai dikembangkan sampai luar negeri dengan memperkenalkannya melalui majalah-majalah di seluruh Eropa.  Beruntungnya, iklan mereka dilihat oleh Bill Griggs, pengusaha sepatu di Northamptonshire yang di kemudian hari membeli hak paten mereka untuk memproduksi sepatu boots kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline