Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Drama Korea "The World of The Married", Tak Ada Kehidupan yang Sempurna

Diperbarui: 8 Januari 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Akurat.co

Drama Korea 2020? Ah, sepertinya hanya satu yang sempat saya tonton sampai habis itu pun karena ditayangkan di salah satu televisi swasta tanah air. Nontonnya pun pakai deg-deg plas lha takut tiba-tiba menghilang seperti yang terjadi dengan "Sky Castle."

Porsi menonton drama Korea saya memang tak seheboh beberapa tahun lalu.  Eh, Korea Selatan ya bukan Korea Utara, kalau utara mah adanya drama teka-teki menghilangnya Kim Jong Un yang sempat menjadi buah bibir, ehem. 

Dulu saya bisa berjam-jam nangkring di depan televisi sambil memandangi wajah kece badainya Jang Geun Suk atau mengagumi rambut ikalnya Lee Min Ho. Kini semuanya hanya tinggal kenangan karena waktu bersantai saya gak seheboh dulu.

Jadi hanya "The World of The Married" lah yang sempat saya tonton.  Sebenarnya saya gak terlalu suka dengan kisah-kisah percintaan orang dewasa, hobi saya mah nonton kisah remaja, komedi, atau thriller sekalian.  Drama tentang perselingkuhan dan pengkhianatan mah gak begitu menjadi sasaran empuk buat ditonton.

Namun lain halnya dengan drama Korea The World of The Married (TWOTM), biarpun kisahnya tentang carut-marut hidup berkeluarga tapi saya kok anteng ya mengikutinya.

TWOTM sebenarnya adalah adaptasian dari sebuah serial drama produksi Inggris berjudul "Doctor Foster" yang tayang tahun 2015 silam di BBC. Serial drama ini membingkai kekuatan paraperempuan yang tetap tegar dan kuat demi menempuh kebahagiaan hidupnya masing-masing.

Dikisahkan sepasang suami istri yang tadinya hidup berbahagia eh tiba-tiba mengalami pecah kongsi karena hadirnya orang ketiga.  Sang istri, berprofesi sebagai dokter yang sukses  ternyata tidak dapat membuat suaminya, seorang sutradara wanna be untuk melirik perempuan lain yang lebih muda, cantik, dan energik.

Setelah melalui penyelidikan yang tidak melibatkan satu biji pun detektif swasta ala Remington Steele, Budok (Bu Dokter) pun mulai menata langkah untuk membuktikan dugaan perselingkuhan suaminya.   Eh, Budok benar dong, suami dan guru pilates muda nan semlohay itu ternyata memiliki hubungan asmara.

Akhirnya Budok dan Paksu (Pak Suami/Sutradara) pun memilih berpisah. Paksu pun akhirnya menikah dengan wanita yang usianya lebih muda dan tidak membuatnya tertekan.  Sedangkan Budok hidup berdua bersama putra mereka yang tengah beranjak remaja.

Perpisahan dua orang yang telah menikah memang terasa pahit, tak hanya bagi keduanya namun bagi buah hati mereka.  Dan TWOTM dengan sangat tepat membingkai hal ini dalam kisahnya.  Luka hati anak yang ditimbulkan akibat perpisahan orang tua, bagaimana seorang anak diperebutkan, dan kurangnya anak mendapat perhatian tercetak jelas dalam beberapa adegan yang membuat miris.  Secara tak langsung TWOTM telah mengingatkan para orang tua untuk tidak egois memikirkan kebahagiaan personal.

Walaupun isinya tentang drama pernikahan dan pengkhiantan, namun serial ini gak ngebosenin. Adegan demi adegannya berjalan dengan serasi tanpa ada kerutan di dahi. Pengambilan gambarnya dinamis dan dialognya membuat penonton seakan terbawa masuk ke dalam ceritanya.  Kisahnya sendiri menurut saya sangat realistis bahwa menikah itu tak hanya monopoli rasa bahagia namun ada juga bagian ruwetnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline