Lihat ke Halaman Asli

Ikang Maulana

Mahasiswa

Sisi Lain Skenario Busuk Politik Jebak Pelaku Prostitusi

Diperbarui: 16 Februari 2020   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota DPR dari fraksi Gerindra, Andre Rosiade. (Dok. cnnindonesia.com)

Politik pencitraan saat ini adalah cara komunikasi politik yang sangat digandrungi beberapa tahun terkahir ini. Cara komunikasi politik semacam itu memang bukan barang baru, sejak masa pra kemerdekaan cara tersebut sudah lazim digunakan.

Hanya saja, cara komunikasi politik semacam mendapatkan momentum mulai era demokratisasi hingga sepuluh tahun terakhir.

Saya tidak akan jelaskan apa politik pencitraan itu sendiri, anggap saja tadi adalah sebuah pengantar sebelum masuk ke subjek dan objek politik pencitraan itu. Anggap saja subjek dan objeknya adalah politisi dan keinginannya untuk mendapatkan kursi kekuasaan melalui politik elektoral.

Karena cara komunikasi politik ini bisa dianggap murah karena di zaman penuh media sosial seperti ini sangat menunjang. Salah satu politisi asal Sumatera Barat yang juga merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Andre Rosiade juga ikut dalam peruntungan.

Lihat saja aksinya pada (26/01/2020) lalu, bak pahlawan kesiangan dia dengan sadar apalagi sengaja melakukan penggerebekan terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK) dalam jaringan (daring) di Hotel Kyriad Bumiminang, Padang, Sumatera Barat melalui akun MiChat dengan menjadikan suruhannya Bimo sebagai umpan.

Bukti penggerebekan itu tidak bisa dibantah hotel karena ada kuitansi hotel atas nama dia beserta suruhannya.

Andre Rosiade melakukan aksi ini gak sendirian, ternyata dia mengundang teman-temannya aparat tim cyber Kepolisian Daerah Sumatera Barat dan belasan wartawan (Tempo, 11/02/2020). Parahnya lagi, sang PSK mengaku sudah sempat "dipakai" sebelum digrebek.

Karena sikapnya ini yang awalnya bertujuan baik karena ingin memberantas prostitusi yang sudah merajalela di Padang juga tidak luput dari niatnya dia yang ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Barat 2020 akhirnya terganjal sendiri.

Akibat sifat oportunisnya itu, akhirnya Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bilang kalau partainya yakni Gerindra kini mempertimbangkan untuk tidak mencalonkan Pak Andre dalam pilgub tersebut (Pinter Politik, 11/02/2020).

Perlu disoroti juga ulah Andre Rosiade ini merupakan bentuk pengkambinghitaman (scapegoating) menurut Hanum (2018:188) yang sangat jelas atas objek atau korban berupa PSK yang dia gerebek dengan mengundang wartawan saat penggerebekan.

Bentuk pengkambinghitaman tersebut justru akan mengundang framing yang tidak tepat sehingga berujung pada tindak pelecehan atas PSK yang dia grebek tanpa mengetahui akar persoalan mengapa PSK itu ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline