Lihat ke Halaman Asli

Iis Suwartini

Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Keunikan Masjid di Yogyakarta, Wisata Religi Lintas Zaman

Diperbarui: 30 April 2021   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Agung Kotagede foto Sri Rejeki Kompas .com

Yogyakarta dengan sejuta pesona menjadikannya tempat yang begitu dirindukan. Siapapun yang pernah menginjakan kaki di Kota Yogyakarta pasti ingin bernostalgia. 

Salah satu keunikan yang terdapat di Yogyakarta yaitu pada bangunan berupa masjid. Masjid di Yogyakarta juga kerap dijadikan wisata religi bagi para wisatawan. Berikut ini beberpa masjid yang memiliki daya tarik tersendiri.

Masjid Agung Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta dibangun oleh Sultan Agung pada tahun 1640. Masjid tersebut terletak di selatan Pasar Kotagede.  

Bentuk gapura masjid menyerupai tempat peribadatan umat  Hindu dan Budha yang biasa dikenal dengan sebutan rana/kelir. Terdapat prasasti yang menjelaskan pembangunan  masjid pada masa Sultan Agung  dan Pakubuono. Perbedaannya terletak pada tiang masjid yang digunakan pada awalnya ting berupa kaya setelah direnovasi pada masa Pakubuono menggunakan tiang besi.

Mesjid Kotagede merupakan wujud toleransi umat agama Hindu dan Budha yang pada waktu itu turut membantu membangun masjid. Bangunan inti masjid merupakan bangunan Jawa berbentuk limasan, terdiri dari ruang inti dan serambi.  

Pada bagian luar terdapat sebuah bedug  hadiah dari Nyai Pringgit.  Di halaman masjid terdapat tembok warna merah tua serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa.

Masjid Gedhe Kauman foto Kompas.com

Masjid  selanjutnya yang tak kalah bersejarah adalah Masjid Gedhe Kauman berada di sebelah barat kawasan Alun-Alun Utara beralamatkan di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Pembangunan masjid dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1773. Masjid Kauman memiliki satu gedung induk dengan satu ruang utama sebagai tempat shalat.  Pada halaman masjid terdapat pagongan yang digunakan sebagai tempat menyimpan gong. Gong ini dipergunakan saat acara Sekaten.

Masjid ini paling ramai dikunjungi wisatawan pada saat acara sekaten pada bulan Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.  Pada saat perayaan Sekaten akan dibunyikan gendhing-gendhing dalam upacara kemudian  diadakan Grebeg.  Gunungan kemudian diarak  dari kraton menuju  lingkungan Masjid  Gedhe Kauman Yogyakarta. Momen inilah yang paling dinantikan, wisatawan sangat antusias untuk berebut Gunungan.

Masjid Jogokariyan pun cukup diminati berada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Masjid tersebut merupakan masjid fenomenal. 

Masjid tersebut tak pernah sepi dari berbagai kegiatan. Manajemen yang baik menjadikan kunci keberhasilan dalam mengelola masjid.  Solat jamaah pun tidak pernah sepi meskipun pada salat subuh.

Sukses menjadi pelopor kampung Ramadan kini pun berhasil melakukan penggalangan dana untuk membeli kapal selam pengganti Nanggala 402. Masjid tersebut memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Tak heran masjid  Jogokariyan sering kali dijadikan studi banding baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline