Pihak oposisi terus berusaha menyudutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan berbagai cara. Salah satunya dengan lagu #2019GantiPresiden.
Sebagian besar lirik lagu tersebut berisi dengan kritikan dan nyinyiran kepada pemerintah. Namun, sayangnya banyak yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kita bisa koreksi sendiri. Misalnya, dalam lirik itu tertulis, "Dulu kami hidup tak susah. Mencari kerja sangat mudah [...] Di sana sini orang menjerit. Harga-harga selangit hidup yang sulit [...] Beban hidup, kami sudah gak sanggup. Pengennya cepet-cepet tahun depan... "
Tapi faktanya, dengan menggunakan data terbaru, seminggu sebelum puasa, harga pangan justru stabil (2018). Stabilitas harga pada beberapa tahun belakangan justru lebih baik dari sebelumnya.
Tingkat kemiskinan juga terus turun. Prosentase kemiskinan tahun 2017 sebesar 10,2 persen. Angka tersebut merupakan titik terendah sejak tahun 1999. Dengan demikian, bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, artinya dulu rakyat justru lebih banyak yang miskin.
Kemudian, tertulis pula dalam lirik, "Tetapi kini, pengangguran, semakin banyak gak karuan [...] Kerja, kerja, kerja, buruh asing yang kerja
Anak-anak bangsa tetep nganggur aja [...] 10 juta lapangan kerja. Tetapi bukan untuk kita..."
Bila diperiksa secara benar kenyataannya ternyata tidak seperti itu. Faktanya, menurut data BPS pengangguran terbuka justru turun tiap tahunnya. Pada Februari 2018 prosentase pengangguran terbuka 5,13 persen, angka tersebut turun 20 basis poin dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka pengangguran ini menjadi titik terendah sejak krisis 1998.
Jumlah lapangan kerja juga terus bertambah. Menurut data BPS juga selama tiga tahun terakhir terdapat tambahan lapangan kerja 2,8 juta (2015), 2,4 juta (2016) dan 2,6 juta (2017).
Itu artinya, Presiden Jokowi telah memenuhi janjinya untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak 2 juta per tahunnya. Sedangkan, jumlah Tenaga Kerja Asing relatif kecil, yaitu 85 ribu.
Kemudian disebutkan bahwa, "Sembako naik, listrik naik
Di malam buta, BBM ikut naik (buset)..."
Faktanya, justru harga BBM cenderung turun. Misalnya, premium pada tahun 2016 lalu seharga Rp. 7.300, menjadi Rp. 6.450 pada 2017.