Lihat ke Halaman Asli

Idris setiawan

Sang Pencinta Keheningan

Cerbung 9: Carly (Pengorbanan dan Cinta) Part 9 Ingat Mendiang Bapak

Diperbarui: 3 Maret 2021   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Aku tersenyum, menatapi langit malam yang begitu indah. Hanya saja sayang, hujan turut serta hadir menyampaikan salamnya dan menjadikan malam hari ini begitu dingin. Ku ratapi sisa waktuku hidup di dunia ini. Apakah masih bertahan untuk besok? Atau tidak akan sampai satu jam lagi? Memang rahasia kematian itu sulit diterkah oleh manusia awam sepertiku ini. Tapi, karena kutahu pasti mati. Maka, aku harus lebih dan lebih menyiapkan diri lagi.

Aku mengingat-ingat kenangan tempo dulu. Di saat masih menjadi anak yang manja, pemarah, dan suka mencari - cari muka hanya untuk di sayang keluarga. Mungkin, kini usiaku sudah 20 tahunan. Tapi, masa- masa kecil tak akan luput dari ingatan.

Aku perna menangis karena menginginkan sesuatu hal, mengharapkan dan harus kudapatkan. Sehingga mereka yang kupanggil Bapak dan Mamak, terkadang sedikit gusar menghadapi tingkah nakalku. Begitu malunya aku kini, bila mengingat - ingat kejadian - kejadian masa kecilku.

"Kamu lagi apa Ly?" Tanya mamak yang mengagetkanku, yang langsung menghampiriku duduk di kursi teras depan rumah.

"Gak mak. Carly cuman keinget sama mendiang bapak. Sudah hampir 17 Tahun, bapak ninggalin kita. Hm ... semoga, bapak bisa bahagia yah mak? Menyaksikan kita dari surga."

"Hm ... aamiin Ly. Bapak kamu pasti seneng ngelihat kamu. Udah besar, dan bisa membahagiakan mamak. Nemenin mamak dan jagain mamak."

"Iya mak."

"Oh iya Ly. Besok kan Cabai kita panen, apa kamu sudah informasikan sama bik Santi dan bik Rus untuk ikut menemani kita panen besok?" Tanya mamak.

"Sudah tadi mak. Sepulang dari kebon, Carly langsung mampir ke rumah bik Santi dan bik Rus. Dan katanya mereka mau untuk besok membantu kita panen cabai."

"Ooo baiklah kalo gitu Ly. Hm ... besok sebelum ke kebon, kamu ke rumah pak RT dulu. Jemput Jamila, katanya dia mau ikutan bantu panen cabai."

"Ia mak. Emang, kapan Jamila bilang pengen ikut penen cabai mak?" Tanyaku sedikit bingung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline